Ahmad Luthfi, Gubernur Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Secara nasional, jumlah kejadian bencana periode Januari sampai 23 Juni 2025 sebanyak 1.713 kejadian.

Dari jumlah itu, Jawa Tengah menjadi provinsi ketiga dengan jumlah kejadian bencana tertinggi di Indonesia dengan 162 kejadian.

Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan dari 162 kejadian bencana itu, paling banyak adalah bencana banjir ada 86 kejadian dan disusul cuaca ekstrem 42 kejadian serta tanah longsor ada 17 kejadian. Hal itu dikatakan saat kunjungan ke Karanganyar, kemarin.

“Jawa Tengah merupakan salah satu supermarket bencana nasional. Mencari bencana apa saja di Jawa Tengah ada. Ada air yang tidak bisa kita lawan, ada rob yang tidak bisa kita lawan, banjir yang tidak bisa kita lawan,” kata Luthfi.

Menurut Luthfi, potensi bencana yang harus diwaspadai ke depan (Juli-Desember 2025) antara lain kekeringan dan kebakaran hutan serta angin kencang/puting beliung.

“Tingginya bencana di Jawa Tengah merujuk pada kondisi geologi Jawa Tengah yang terbagi menjadi tujuh klasifikasi. Sementara kondisi topografi meliputi daerah pegunungan dan dataran tinggi yang membujur sejajar dengan panjang pulau Jawa bagian tengah, dataran rendah yang hampir tersebar di seluruh wilayah,” jelasnya.

Luthfi menjelaskan, langkah antisipasi bencana salah satunya dengan pencegahan semisal terkait banjir rob dan pendangkalan muara bisa dicegah melalui normalisasi sungai serta mageri segoro dengan menanam mangrove sebanyak-banyaknya.

“Edukasi tanggap bencana kepada masyarakat juga diperlukan. Mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, sampai provinsi. Relawan tanggap bencana ini menjadi unsur utama dalam rangka quick respons kebencanaan,” pungkasnya. (Bud)