
Semarang, Idola 92.6 FM-Tim mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) berhasil menorehkan tinta emas prestasi gemilang bagi kampusnya pada ajang Ignite Future Fest 2025 di Universitas Mataram, Sabtu (25/10/2025). Mereka meraih tiga Gold Medal, dua Best Idea, dan dua Favorit Poster.
Salah satu inovasi tim Polines yang memikat Dewan Juri adalah SABOZA. SABOZA merupakan tata kelola ZISWAF (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) berbasis blockchain dan smart contract. Inovasi ini harapannya mendorong transparansi serta efisiensi dalam pengelolaan dana sosial.
Ketiga mahasiswa keren itu yakni: Yanuar Wendy Wardana (D4 Perbankan Syariah 2022), Afin Bastian Nugroho (D4 Perbankan Syariah 2023), dan Naila Alfa Izza (D4 Manajemen Bisnis Internasional 2023).
Ketua Tim Mahasiswa Polines, Yanuar Wendy Wardana, mengatakan, inovasi SABOZA merupakan platform tata kelola ZISWAF (zakat, infak, sedekah, dan wakaf) berbasis blockchain dan smart contract. SABOZA merupakan akronim dari
“Inovasi ini harapannya mendorong transparansi serta efisiensi dalam pengelolaan dana social,” kata Yanuar saat diwawancara radio Idola Semarang, baru-baru ini.
Dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Himasepta Universitas Mataram bersama Futura Innovation Hub, tim Polines di bawah bimbingan Andriyan Eka Sapta, S.S.T., berhasil meraih Juara Umum, Juara 1 dan Juara 2 Essay Competition, serta Best Team.
Selengkapnya, raihan tim Polines di ajang Ignite Future Fest 2025, yakni: SABOZA (Teknologi): tata kelola ZISWAF berbasis blockchain dan smart contract; Dari Sel ke Sarjana (Sains & Pendidikan): program pendidikan dan upskilling bagi warga binaan; dan SukaCuan (Industri Kreatif): platform gamifikasi literasi keuangan untuk remaja.
Yanuar berharap, dengan inovasi ini, penghimpunan dan penyaluran dana sumbangan, akan bisa diminimalisir. “Sehingga, tak ada manipulasi atau korupsi terkait dengan pengelolaan dana sosial,” ujar Yanuar, dalam perbincangan yang dipandu Doni Ashar dan Cosy Costa ini.
Menurut Yanuar, nama SABOZA sesungguhnya merupakan akronim dari “Satu Bangsa, Satu Blockcain Ziswaf.” “Awal mula ide membuat SABOZA ini karena melihat kerentanan terhadap manipulasi di dunia filantropi Islam,” tuturnya.
Yanuar berharap, melalui inovasinya, dapat menjadi bagian sumbangsih nyata dirinya dan tim sebagai mahasiswa. Ia menyitir Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri dari: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
“Harapan saya dan teman-teman, kalau dalam Tri Darma Perguruan tinggi, kami masih di tahap pendidikan, tapi tidak serta merta melupakan tahapan lainnya, yakni penelitian dan pengabdian masyarakat. Bentuk penelitian yang kami lakukan selama masih menjadi mahasiswa, salah satunya melalui lomba ini. Untuk itu, kami uji gagasan dan ilmu kami melalui lomba ini. Sehingga, bisa melakukan pengabdian, sampai mewujudkan amsyarakatt adil dan makmur, melalui penelitian yang kami lakukan,” harapnya. (her)











