Bandung, Idola 92.6 FM – Masih maraknya kekerasan dalam rumah tangga membuat perempuan satu ini tak tinggal diam. Ia pun terlibat dalam sebuah lembaga sebagai alternatif solusi untuk meredakan “badai” yang menimpa sebuah rumah tangga. Puluhan kasus pun telah dimediasi.
Sosok itu adalah Yani Sutirah (48), koordinator Bale Istri Arjasari dari Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung Jawa Barat. Bale istri Arjasari berdiri pada 2008. Kehadirannya bagian dari Yayasan Sapa, organisasi peduli perempuan di Kabupaten Bandung. Mereka “bertugas” meredakan badai rumah tangga dengan latar belakang beragam seperti kekerasan dalam rumah tangga.
“Awalnya teh Yani itu di kampung, banyak perempuan yang punya beben, mereka gak tau tentang gender, perempuan ya perempuan gitu. Kebanyakan mereka petani, beban ganda. Ke kebun, ke sawah, pulang lagi, kerja lagi,”tutur teh Yani panggilan akrab Yani Sutirah kepada radio Idola, pagi (03/07) tadi.
Padahal, di sisi lain, bapak-bapak (suami) sebelum ke kebun, mereka berdiam. Tak sesibuk ibu-ibu. Mempersiapkan segala sesuatunya. Ya kebutuhan rumah, dan kebutuhan kerja di kebun.
Bersama Sapa Institute, Yani bergerak. Ia pun mengadakan pertemuan rutin dengan ibu-ibu. Berbagi ilmu, seperti apa itu gender hingga bisa mengurangi kekerasan dalam rumah tangga.
Yani juga tercatat sebagai pendamping Motekar Jabar. Motekar adalah singkatan dari Motivator Ketahanan Keluarga. Program ini milik Pemprov Jabar. Yani kerap mempromosikan pencegahan pernikahan dini hingga kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Puluhan kasus KDRT sudah tertangani. Kini ada 70-80 orang yang terlibat menjadi anggota Bale Istri Arjasari. Lalu apa tantangan yang dikhawatirkan Yani?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Yani Sutirah, koordinator Bale Istri Arjasari Kabupaten Bandung Jawa Barat. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: