Mempertanyakan Korupsi Yang Dianggap Tak Penting Bagi Pelaku Usaha

Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah berbagai upaya KPK untuk terus memerangi korupsi, baru-baru ini justru terungkap fenomena yang mengagetkan. Ternyata, masih banyak pelaku usaha yang tak menganggap korupsi adalah persoalan yang serius. Transparency Internasional Indonesia (TII) mengungkapkan, berdasarkan survey, sekitar 60 persen dari 1.200 pelaku usaha memersepsikan bahwa korupsi bukan masalah yang penting. Hal itu merupakan faktor terbesar penghambat pemberantasan korupsi di negeri ini dalam Indeks Persepsi Korupsi 2017 yang disusun TII.

TII memaparkan hasil survei Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2017 terhadap kalangan pengusaha di 12 kota di Indonesia. Kota-kota yang disurvei, menurut peringkat IPK teratas hingga terendah adalah Jakarta Utara, Pontianak, Pekanbaru, Balikpapan, Banjarmasin, Padang, Manado, Surabaya, Semarang, Bandung, Makassar, dan Medan. Rata-rata IPK di 12 kota itu sebesar 60,8 dengan nilai IPK tertinggi 73,9 ditempati Jakarta Utara.

Dari survei tersebut, meskipun sebagian besar responden memiliki persepsi bahwa korupsi bukan masalah penting, ada 17 persen responden mengaku pernah gagal dalam mendapatkan keuntungan karena pesaing mereka menyuap.

Lantas, masih banyaknya pelaku usaha yang belum menganggap penting korupsi—apa yang terjadi? Benarkah korupsi memang belum menjadi musuh bersama yang mesti diperangi? Upaya apa yang mesti dilakukan untuk menjadikan korupsi sebagai musuh bersama?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nanti kita akan berdiskusi dengan Wawan Sujatmiko (Manajer Departemen Penelitian TII (Transparency International Indonesia). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: