PLTSa Putri Cempo Siap Sulap Sampah Jadi Briket

Direktur Solo Citra Metro Plasma Power sebagai kontraktor proyek PLTSa Putri Cempo, Elan Syuherlan menjelaskan kepada Gubernur Ganjar Pranowo mengenai pengolahan sampah menjadi briket.

Semarang, Idola 92.6 FM – Persoalan sampah yang ada di wilayah Solo Raya, akan terpecahkan dengan mengolah sampah menjadi briket. Sampah yang disulap menjadi briket, dikonversi menjadi energi listrik dan disalurkan kepada masyarakat.

Direktur Utama PT Solo Citra Metro Plasma Power sebagai kontraktor proyek PLTSa Putri Cempo, Elan Syuherlan mengatakan pihaknya sudah melakukan uji coba pengolahan sampah menjadi briket. Briket dari sampah itu, kemudian dikonversi menjadi energi listrik dan mampu menyelesaikan persoalan tentang sampah.

Elan menjelaskan, meski masih berupa prototype, namun PLTSa Putri Cempo sudah menunjukkan hasil memuaskan. Rencananya, PLTSa Putri Cempo akan menyelesaikan tumpukan sampah lebih dari 1,6 juta ton. Namun, jangka waktu yang diperlukan cukup lama.

Rencananya, lanjut Elan, di TPA Putri Cempo akan dibangun PLTSa yang lebih besar dengan kapasitas 5 MW dan dijadwalkan groundbreaking pada 23 Oktober 2019.

“Kalau yang uji coba ini kan kecil. Kita hanya menguji coba bahwa sampah yang diubah jadi briket dan dikonversi menjadi listrik, bisa berjalan sesuai dengan desain. Ini tidak bisa sampai menghabiskan sampah. Kalau yang baru, kita mengolah 450 ton sampah per hari, nanti kapasitas 5 MW per jam, dan menurut perhitungan kita sampah ini kalau yang existing kita manfaatkan banyak. Belasan tahun baru habis,” kata Elan, kemarin.

Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, persoalan sampah yang ada di provinsi ini optimistis bisa teratasi. Terutama, makin banyak TPA yang menyulap sampah menjadi briket dan digunakan sebagai energi listrik.

“Setidaknya sudah ada tiga lokasi pengolahan sampah di Jateng, yang menyulap sampah menjadi energi listrik. Satu di Semarang menjadi gas metan, Cilacap dan Solo briket jadi energi listrik. Tigas contoh ini bukti, bahwa Jateng siap mengatasi problem sampah dan menuju waste to energy,” ucap Ganjar.

Ganjar berharap, agenda kongres sampah nantinya juga bisa memberikan masukan tentang upaya mengatasi persoalan tentang sampah. (Bud)