Bagaimana Pembinaan dan Pemberdayaan Menyeluruh bagi Pelaku UMKM agar Naik Level?

Semarang, Idola 92.6 FM – Meskipun perusahaan-perusahaan besar tampak mendominasi berbagai media dan halaman-halaman surat kabar akan tetapi sejatinya, justru usaha skala menengah dan kecil lah yang memberi sumbangan terbesar secara ekonomi dan menciptakan lapangan kerja, bagi negara-negara maju. Maka tak heran, kalau negara-negara maju seperti Amerika dan Taiwan―relatif lebih kuat dalam menghadapi badai krisis ekonomi, berkat keberadaan perusahaan-perusahaan kecil menengah.

Pada saat kita membaca halaman bisnis di surat kabar atau membalik-balik majalah bisnis, kita selalu menemukan berita tentang perusahaan-perusahaan besar yang mendominasi halaman-halaman tersebut. Hal ini menimbulkan kesan, perusahaan-perusahaan besarlah yang memegang peranan besar dalam penciptaan nilai ekonomi dan lapangan kerja.

Padahal, kalau kita lihat perekonomian negara-negara yang sudah maju dan mapan, justru bisnis skala menengah ke bawah lah yang memberi sumbangan terbesar secara ekonomis dan penciptaan lapangan kerja. Sehingga tak heran, kalau negara-negara yang memiliki perusahaan kecil menengah yang kuat seperti Amerika Serikat dan Taiwan―relatif lebih kuat dalam menghadapi badai krisis ekonomi. Dan, di Indonesia terbukti—keberadaan UMKM mampu memberikan ketahanan ekonomi kita dari guncangan krisis kala 1998.

Karena itu, kita perlu membantu kelahiran UMKM-UMKM seperti itu. Apalagi, saat ini semakin banyak orang yang tertarik untuk memulai usaha sendiri. Meski tak jarang, para pebisnis UKM tersebut hanya sekedar bermodal spekulasi. Begitu melihat adanya usaha yang sukses, mereka pun berebut masuk ke bidang yang sama tanpa berpikir panjang. Padahal tanpa disertai mindset dan mindskill yang memadai, keberlangsungan hidup UMKM tersebut patut dipertanyakan keberlanjutannya. Bisa stagnan atau layu sebelum berkembang dan menghasilkan keuntungan.

Lantas, melihat problem ini, bagaimana pembinaan dan pemberdayaan menyeluruh bagi pelaku UMKM agar naik level? Jika problem bagi pelaku UMKM ada pada mindset, upaya pemberdayaan seperti apa yang mesti terus menerus dilakukan?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nanti kita akan berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (DPP HIPMIKINDO) Syahnan Phalipi dan Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun. (AO/HER)

Berikut diskusinya: