Bagaimana Merefleksi Spirit Idul Adha untuk Meningkatkan Keimanan dan Kepasrahan Kita kepada Tuhan

Semarang, Idola 92.6 FM-Seluruh umat muslim esok hari (31/07/20) akan merayakan Hari Raya Idul Adha atau Idul Kurban di tengah Pandemi Covid-19. Idul Adha merupakan salah satu hari besar Islam yang disertai dengan ibadah Haji bagi yang mampu. Selain itu,  perayaan hari raya idul Adha juga disertai dengan penyembelihan hewan kurban bagi yang berpunya.Dalam konteks sejarah, Idul Adha berarti refleksi atas ketulusan dan loyalitas Nabi Ibrahim terhadap perintah-perintah Allah SWT.

Intelektual Muslim asal Iran, Ali Syariati, dalam bukunya ‘Hajj’, ibadah ritual Kurban bukan sekadar memiliki makna bagaimana manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT tetapi juga mendekatkan diri kepada sesama manusia, terutama mereka yang tergolong sebagai kaum dhuafa dan marginal. Ali Syariati memaknainya sebagai sebuah perumpamaan atas kemusnahan dan kematian ego.

Maka, kalau Idul Adha itu merefleksikan kekuatan iman, dan jiwa yang mukhlas, maka, bagaimana mengkonversi spirit Idul Adha untuk meningkatkan keimanan, dan kepasrahan kita pada Tuhan dalam Konteks kehidupan masyarakat sehari-hari—baik kita sebagai pejabat publik, rakyat keseharian, dan bagi masyarakat pekerja? Kira-kira apa wujudnya? Bagaimana membangun itu, agar dari waktu ke waktu terjadi hasil—sebab jika ada hasil, maka akan menghasilkan bunga yang berlipat-lipat?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang, berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni:  Dr Mukhsin Jamil (Wakil Rektor UIN Walisongo Semarang) dan Prof Komaruddin Hidayat (Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). (her)

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/wawancara-bersama-Prof-Komaruddin-Hidayat-Rektor-Universitas-Islam-Internasional-Indonesia-UIII-ehedkv

https://anchor.fm/radio-idola/episodes/wawancara-bersama-Dr-Mukhsin-Jamil–Wakil-Rektor-UIN-Walisongo-Semarang-ehedjb