Adaptasi Seperti Apa yang Mesti Kita Lakukan dalam Merespons Laju Perubahan Iklim?

Perubahan Iklim
ilustrasi/ISTIMEWA

Semarang, Idola 92.6 FM – Laju perubahan iklim terus terjadi dan mengubah planet bumi, mulai dari meningkatnya suhu, mencairnya es yang menaikkan muka air laut, hingga cuaca ekstrem. Di Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, akibat perubahan iklim, jumlah kejadian bencana terkait cuaca di Indonesia terus meningkat. Salah satu contohnya, frekuensi puting beliung saat ini meningkat hingga 3,5 kali dalam 10 tahun terakhir.

Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), pekan lalu, menekankan pentingnya adaptasi. Suhu bumi dipastikan bakal bertambah melewati ambang batas 1,5 derajat celcius pada 2030 dibandingkan suhu pra-Revolusi Industri pada tahun 1850. Saat ini, suhu global sudah bertambah 1,1 derajat celcius.

Cuaca Panas
ilustrasi/ISTIMEWA

Pesan penting dari laporan IPCC ini, sebagian dampak perubahan iklim itu telah memicu perubahan yang permanen. Hampir semua aspek kehidupan bakal terdampak perubahan iklim. Cuaca ekstrem telah memicu bencana banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan dengan frekuensi makin tinggi dan skala makin besar. Dampak lain, ruang hidup juga menyempit karena sebagian daratan tak bisa lagi dihuni. Permukaan laut rata-rata global telah meningkat dengan laju yang meninggi.

Lantas, merespons laju perubahan iklim, adaptasi iklim seperti apa yang mesti kita lakukan? Dalam konteks Indonesia, siapa yang mesti memprakarsai, bagaimana bentuknya, dan bagaimana masyarakat umum mesti beradaptasi terhadap perubahan iklim?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, di antaranya: Ahmad Arif (Wartawan Kompas); Yuyun Harmono (Manajer Kampanye Keadilan Iklim Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi)); dan, Dra. Sri Tantri Arundhati, M.Sc (Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI). (her/yes/ao)

Dengarkan podcast diskusinya: