Mendorong Komitmen Pemerintah dalam Merespons Perubahan Iklim Global

Semarang, Idola 92.6 FM – Aktivis lingkungan asal Swedia–Greta Thunberg baru-baru memantik perhatian dunia. Greta dalam pertemuan Forum KTT Perubahan Iklim di PBB melampiaskan amarahnya kepada pemimpin dunia yang hadir. Dalam pidato yang berjudul ‘Beraninya Anda?’, Greta mengatakan kegagalan pemimpin dunia dalam mengatasi perubahan iklim telah memicu amarah jutaan anak-anak dan remaja di seluruh dunia.

Dalam forum itu, Greta berujar: “This is all wrong! I shouldn’t be up here. I should be back in school on the other side of the ocean. Yet you all come to us young people for hope? How dare you! You have stolen my dreams and my childhood with your empty words.”

“Ini semua salah. Saya seharusnya tidak di sini. Saya harusnya kembali ke sekolah di seberang laut sana tapi Anda semua datang ke kami anak-anak muda dengan harapan. Beraninya Anda? Anda telah mencuri mimpi dan masa kecil saya dengan kata-kata kosong Anda,” kata Thunberg dengan suara gemetar menahan emosi, Selasa (24/09/2019) lalu.

KTT iklim adalah bagian dari Majelis Umum PBB yang direncanakan untuk membahas lompatan dalam ambisi nasional kolektif. Greta Thunberg, yang berperan dalam memimpin gerakan pemogokan iklim global, mengatakan tindakan Presiden Amerika Serikat–Trump pada perubahan iklim dapat dilihat sebagai kurangnya komitmen dari AS dan mempengaruhi negara-negara lain untuk menetapkan tujuan.

Greta awalnya menyatakan bahwa saat itu seharusnya dia berada di sekolah, bukan berbicara di pertemuan tersebut. Dengan emosional, ia menyampaikan bahwa saat ini orang-orang menderita, orang-orang sekarat, seluruh ekosistem runtuh, dan masyarakat telah berada di fase awal kepunahan besar-besaran. Sedangkan, ia merasa bahwa yang dibicarakan para pemimpin hanyalah soal uang dan dongeng soal pertumbuhan ekonomi. “Pesanku adalah, kami akan terus mengawasimu,” ujar Greta.

Pidato dan pernyataan Greta tersebut menjadi viral di dunia. Ini juga seolah menjadi lonceng pengingat bagi negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Sebelumnya, terinspirasi dari gerakan Thunberg yang melakukan unjuk rasa seorang diri di depan gedung parlemen Swedia tahun lalu—beberapa waktu belakangan, jutaan anak-anak dan remaja di seluruh dunia turun ke jalan meminta pemerintah masing-masing untuk mengambil aksi darurat dalam merespons perubahan iklim global yang mengancam masa depan manusia.

Lantas, terkait merespons perubahan iklim global dan mendorong komitmen pemerintah dalam merespon perubahan iklim global– bagaimana komitmen pemerintah pada isu lingkungan global? Bentuk kerja sama seperti apa yang mestinya dilakukan pemerintah bersama segenap masyarakat yang peduli pada lingkungan?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Leonard Simanjuntak (Kepala Greenpeace Indonesia) dan Abetnego Tarigan (Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden dan mantan Direktur Eksekutif WALHI). (Heri CS)

Berikut diskusinya: