
Semarang, Idola 92,6 FM-XL Axiata bersama Kementerian PPPA melalui program pemberdayaan perempuan, Sisternet, kembali memertegas komitmennya dalam memercepat inklusi digital berbasis gender.
Hal itu ditegaskan dalam forum dunia Commission on the Status of Women ke-69 (CWS69) yang berlangsung di Markas PBB New York, pada 11-22 Maret 2025.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini hadir sebagai salah satu pembicara utama dalam panel tersebut, dan membagikan pengalaman dari Indonesia dalam menciptakan ekosistem digital yang inklusif.
XL Axiata berkomitmen penuh, untuk mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045 dengan mengatasi kesenjangan ekonomi digital berbasis gender melalui program-program yang konkret dan berdampak luas.
Menurut Dian, kehadiran XL Axiata pada CSW69 merupakan bagian dari upaya bersama untuk mendorong percepatan kesetaraan gender di sektor ekonomi digital utamanya bagi perempuan dan kelompok rentan di Indonesia maupun kawasan ASEAN.
“Kehadiran XL Axiata di CSW69 merupakan wujud nyata dari tekad kami untuk menciptakan ekosistem digital yang benar-benar inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya perempuan. Kami percaya bahwa inklusi digital bukan sekadar slogan, tetapi fondasi penting dalam membangun ekonomi Indonesia yang lebih kuat, berkelanjutan, dan setara menuju Indonesia Emas 2045, serta juga mendukung Asta Cita presiden dan wakil presiden,” kata Dian Siswarini.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi menyatakan, partisipasi perempuan dalam ekonomi digital menghadapi tantangan kompleks mulai dari keterbatasan akses terhadap keterampilan digital hingga ancaman pelecehan di dunia maya.
Oleh karena itu, Indonesia terus berkomitmen untuk mengatasi kesenjangan gender dalam ekonomi digital melalui berbagai inisiatif konkret seperti Ruang Bersama Indonesia.
Upaya tersebut bertujuan memastikan bahwa perempuan, khususnya wirausaha perempuan tidak tertinggal dalam memanfaatkan peluang ekonomi digital yang semakin berkembang.
“Kami mengajak seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam menciptakan ruang digital yang aman dan inklusif, serta mempercepat investasi dalam literasi digital dan inklusi keuangan perempuan, demi mewujudkan masa depan ekonomi digital yang adil dan sejahtera bagi semua,” ujar Arifah.
Diketahui berdasarkan data BPS pada 2024 kemarin, tingkat literasi perempuan mengalami peningkatan positif dari 96,8 persen di 2022 menjadi 97,5 persen di 2024 kemarin. (Bud)