Salah satu kru PIS sedang memantau kondisi perairan yang akan dilalui.

Semarang, Idola 92,6 FM-Pertamina International Shipping (PIS) terus memerkuat komitmennya, dalam mendorong keterwakilan perempuan di sektor industri maritim nasional.

Lewat semangat Kartini, membuka ruang dan kesempatan bagi perempuan diwujudkan PIS melalui peningkatan proporsi kepemimpinan perempuan di level manajerial.

Pada 2024 kemarin, kepemimpinan perempuan di level manajerial telah mencapai 18,7 persen, melampaui target perusahaan sebesar 17,4 persen.

Corporate Secretary PIS Muhammad Baron mengatakan industri maritim, umumnya dikenal sebagai industri yang didominasi laki-laki. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Menurut Baron, kondisi jam kerja yang panjang dan jauh dari rumah kerap menjadi faktor minimnya keterlibatan perempuan dalam industri maritim.

Organisasi Maritim Internasional (IMO) menyebutkan, pekerja pelaut perempuan mencakup 1,2 persen atau sekira 24 ribu tenaga kerja aktif di industri maritim global.

Baron menjelaskan, PIS sebagai Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) berkomitmen menciptakan lingkungan kerja yang lebih aksesibel terhadap perempuan.

Komitmen tersebut terwujud dari sejumlah strategi, untuk mendorong keterwakilan perempuan di tubuh perusahaan.

“PIS telah menciptakan langkah progresif untuk mengatasi jumlah keterwakilan perempuan. Berkat upaya tersebut, PIS memperoleh predikat sebagai Gender-Inclusive Workplace 2024oleh UN Woman Indonesia,” kata Baron.

Lebih lanjut Baron menjelaskan, PIS menargetkan peningkatan partisipasi perempuan dalam jajaran kepemimpinan hingga 30 persen pada 2034 mendatang.

Komitmen tersebut sejalan dengan target IMO, dan juga secara bersamaan mendukung implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) poin kelima terkait perwujudan kesetaraan gender serta kesejahteraan perempuan.

“Salah satu program yang menjadi andalan PIS dalam pemberdayaan perempuan adalah pembentukan komunitas PERTIWI SH IML pada 2024. Keterwakilan perempuan di industri ini menjadi kebutuhan dalam pengelolaan industri yang berkelanjutan, dan menciptakan lingkungan kerja yang inklusif. Kami percaya, semangat kesetaraan gender ini akan memerkuat aspek bisnis berkelanjutan di perusahaan maupun di industri,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaPesona 9 Obyek Wisata Terbaru di Magelang 2025
Artikel selanjutnyaPemprov Jateng Latih Puluhan Pemandu Pendaki Gunung