Bayu Andy Prasetya, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Perekonomian Jawa Tengah menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan positif sepanjang Triwulan I 2025, di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian.

Peran APBN terbukti vital sebagai instrumen fiskal yang adaptif menopang pembangunan infrastruktur, memerluas kesempatan kerja serta menjaga daya beli masyarakat di tengah tekanan eksternal.

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan Jateng Bayu Andy Prasetya mengatakan perkembangan perekonomian Jateng terus menyala memasuki Triwulan I 2025, yakni tumbuh solid sebesar 4,96 persen (yoy). Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers, kemarin.

Menurut Bayu, kondisi tersebut mencerminkan fondasi ekonomi daerah yang semakin kokoh meski di tengah tantangan global dan nasional.

“Stabilitas harga tetap terjaga dengan baik. Inflasi per April 2025 tercatat rendah di angka 1,94 persen (yoy), yang menandakan upaya pengendalian harga berjalan efektif. Kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi masih baik, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang mencapai level optimis 111,6,” kata Bayu.

Bayu menjelaskan, dengan tren yang baik tersebut pemerintah tetap optimistis dapat melanjutkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata serta berkelanjutan di berbagai sektor strategis.

Hingga April 2025, kinerja APBN menunjukkan capaian yang solid dan memberikan sinyal positif terhadap ketahanan fiskal di daerah.

Penerimaan negara tercatat sebesar Rp35,35 triliun atau 27,31 persen dari target, sementara belanja negara telah terealisasi Rp33,23 triliun atau 31,21 persen dari pagu.

“Keseimbangan antara penerimaan dan belanja ini menunjukkan bahwa APBN tidak hanya hadir sebagai alat bantu, tapi sebagai pengungkit utama stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah,” jelasnya.

Lebih lanjut Bayu menjelaskan, hingga akhir April 2025 kemarin pendapatan daerah mencapai Rp34,41 triliun atau 30,43 persen dari target tahunan dan realisasi belanja daerah berada di angka Rp20,17 triliun atau 17,51 persen.

Sedangkan dana transfer dari pemerintah pusat, khususnya melalui TKD tetap menjadi tulang punggung fiskal daerah dengan kontribusi sebesar Rp24,85 triliun atau 72,21 persen dari total pendapatan daerah.

“Dengan kolaborasi fiskal yang terus terjaga dan capaian yang menjanjikan di awal tahun, Jawa Tengah optimis mampu menjaga momentum pemulihan dan memperkuat fondasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaDaerah di Jateng Ini Jadi Yang Paling Besar Serap KUR
Artikel selanjutnyaPIS Paparkan 3 Strategi Jadi Pemain Maritim Berkelas Dunia