Perwira Pertamina bersama warga Mangunharjo saat panen ikan bandeng di tambak.

Semarang, Idola 92,6 FM – Malam itu, cuaca sedang tidak bersahabat di langit Kota Semarang. Hujan dengan intensitas lebat, mengguyur wilayah Semarang sejak sore hingga malam menjelang.

Hujan yang mengguyur hampir seharian itu, membuat perairan Pantai Mangunharjo di pesisir Semarang bergejolak. Minimnya penahan ombak berupa sabuk mangrove, membuat kawasan tambak warga yang tak jauh dari bibir pantai terkena imbasnya.

Air laut yang pasang, akhirnya menenggelamkan lahan tambak milik warga Mangunharjo di Kecamatan Tugu itu. Akibatnya, tambak warga penuh dengan air rob dan ikan yang harusnya bisa dipanen memupuskan harapan warga.

Pagi harinya, seperti biasa, Bahrun keluar rumah usai menyeruput kopi klangenan-nya dan langsung menuju ke tambak. Dirinya sudah khawatir sejak semalam, karena hujan cukup deras itu pasti berimbas ke lahan tambak milik warga.

Setelah berjalan tak lebih dari sepuluh menit, langkah kaki Bahrun berhenti. Kekhawatirannya sejak semalam terbukti, kini dilihatnya hamparan tambak yang seharusnya akan dipanen malah penuh dengan air rob bercampur banjir.

Tubuh Bahrun seketika lemas, dirinya terduduk terdiam di atas batu dengan pandangan mata kosong. Dengan pandangan yang kosong, pikiran Bahrun melayang tidak karuan.

”Tergenang air rob bertahun-tahun, mas. Banyak tambak yang pada akhirnya mangkrak karena sudah tidak tergarap lagi, yang pada akhirnya tambak kami biarkan,” kata Bahrun saat ditemui di lokasi tambaknya, belum lama ini.

Warga Mangunharjo mencoba alih profesi

Salah satu Perwira Pertamina membantu warga Mangunharjo panen ikan bandeng.

Karena lahan tambak yang tidak bisa digarap akibat terendam rob, Bahrun dan pemilik tambak lainnya mencoba peruntungan di bidang lain. Dapur harus tetap ngebul, maka Bahrun dan rekan seprofesinya harus memutar otak mencari penghidupan lain. Semua upaya dijalani, demi keluarga tetap bisa dinafkahi.

”Kebanyakan dari petambak alih profesi, dari yang tadinya mengolah tambak jadi menggarap sawah. Ada juga yang satu atau dua orang jadi pengayuh becak,” ucap Bahrun.

Kondisi yang terjadi di Kelurahan Mangunharjo, telah dipotret pihak pemerintahan setempat dan sejumlah upaya pengentasan kemiskinan serta program pemberdayaan masyarakat mulai disusun. Eko Agus Padang Hariyanto selaku Camat Tugu menyatakan, sebagian besar mata pencarian dari warga Kelurahan Mangunharjo adalah petani sawah dan petani tambak.

Namun, kondisi alam yang rusak akibat terjangan banjir rob membuat penghasilan warga menjadi terganggu. Padahal, dua sektor itu menjadi tumpuan hidup masyarakat di Kelurahan Mangunharjo.

”Warga di Kecamatan Tugu, khususnya Mangunharjo ini masyarakatnya bermata pencaharian pertanian dan perikanan. Pertaniannya adalah padi sawah, dan perikannya tambak bandeng,” ujar Eko Agus.

Pertamina Patra Niaga ikut bertindak

Berjalannya waktu, kondisi yang terjadi di Kelurahan Mangunharjo mendapat perhatian dari Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah dalam hal ini Aviation Fuel Terminal (AFT) Ahmad Yani Semarang. Pemetaan wilayah kaitannya dengan persoalan sosial mulai didata, survei lapangan dilakukan dan diambil kesimpulan langkah penanganan pertamina bisa ambil bagian.

Area Manager Communication Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan menyatakan, pihaknya melakukan pemetaan dan ditemukan permasalahan yang terjadi di wilayah Kelurahan Mangunharjo. Berbekal pemetaan kondisi wilayah dan persoalan yang dihadapi masyarakat setempat, Pertamina mulai masuk pada 2022 kemarin guna membenahi persoalan sosial warga.

”Sejak 2022 kita melakukan pemberdayaan tambak ikan, kemudian diolah menjadi aneka olahan ikan. Total bantuan yang sudah kita berikan itu sampai tahun 2024 sudah mencapai Rp475 juta,” jelas Taufiq.

Salah satu anggota Koperasi Trengginas Jaya Abadi Mangunharjo sedang membuat abon berbahan ikan bandeng.

Hadirnya Pertamina membantu pemberdayaan masyarakat, mendapat sambutan hangat tidak hanya dari warga tetapi juga pemerintah setempat. Pelan tapi pasti, Pertamina mulai memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat Mangunharjo dalam upaya mengembalikan fungsi lahan tambak maupun pengelolaan lahan pertanian.

Bahrun dan warga lainnya kemudian bergotong royong, dan mulai membersihkan areal tambak yang sempat terbengkalai serta rusak karena tergenang rob bertahun-tahun. Dengan pendampingan dari Pertamina Patra Niaga, masyarakat Mangunharjo mulai berbenah ekonomi.

”Alhamdulillah, atas bantuan dan pendampingan dari Pertamina sehingga bencana rob dapat teratasi. Tambak-tambak yang tadinya terbengkalai karena rob, berkat bantuan dari Pertamina berupa alat-alat pertambakan sehingga yang tadinya mangkrak kita olah kembali,” jelas Bahrun.

Bahkan, untuk diversifikasi dalam rangka menyokong ketahanan pangan di daerahnya itu Bahrun dan warga Mangunharjo lainnya mengelola sawah yang tahan dengan kondisi alam ekstrem. Bantuan dari Pertamina berupa pintu air untuk mencegah luapan air laut, disebutnya menjadi solusi mengatasi permasalahan dan mengamankan pasokan pangan dari hasil persawahan.

”Untuk tahun-tahun ini Alhamdulillah sudah teratasi, karena sudah dibuatkan pintu pengamanan air rob dari Pertamina. Jadinya lahan yang dulu sempat terendam rob, sekarang sudah bisa diolah dan digarap. Kayak lahan ini, sekarang bisa ditanam tapi dengan bibit yang khusus yaitu Biosalin I dan Biosalin II,” ujar Bahrun.

Pertamina bantu program ketahanan pangan warga

Program ketahanan pangan yang digaungkan pemerintahan Prabowo-Gibran, menurut Eko Agus selaku Camat Tugu, diejawantahkan Pertamina Patra Niaga dengan cukup baik.

”Untuk benih padinya ada jenis Biosalin dan padi Gogo. Pertamina Patra Niaga hadir di Mangunharjo ini membantu tidak hanya dari satu sisi, tetapi secara keseluruhan. Dengan adanya bantuan CSR dari Pertamina Patra Niaga yang secara keseluruhan dari hulu ke hilir, sehingga masyarakat sangat terbantu,” ucap Eko Agus.

Menurut Eko Agus, pemerintah kota juga membangun kampung tematik yang bisa berjalan beriringan dengan bantuan dari Pertamina Patra Niaga untuk meningkatkan ekonomi warga.

”Tersedia juga tempat santai sambil menikmati padi di sawah, dan menikmati gunung. Untuk itu kami bangunkan kampung tematik, yaitu Kampung Panggung. Oleh karenanya, pembangunan yang dilaksanakan kecamatan dan dibantu CSR Pertamina Patra Niaga, masyarakat sangat terbantu sekali,” jelasnya.

Wakil Wali Kota Semarang Iswar Amuniddun saat diperlihatkan paket beras hasil panen dari bibit padi Biosalin I dan Biosalin II.

Upaya membantu program-program dari pemerintah terkait swasembada dan ketahanan pangan, Taufiq mengaku siap melakukan secara menyeluruh agar ekonomi warga terbantu. Tujuannya, agar warga tidak kesulitan mendapatkan bahan pokok dan juga menerima manfaat dari usaha yang dijalankan.

”Roadmap-nya ini memasuki tahun kedua, sehingga masih ada tiga tahun lagi menuju mereka mandiri. Tahun ini kita akan bantu rice mill, itu penggilingan beras. Kemudian juga ada wisata edukasi anak untuk menanam padi, dan juga masyarakat luar bisa belajar tentang rice mill edupreneur,” ucap Taufiq.

Hadirnya Pondok Mami Sera

Sebagai keberlanjutan dari program ketahanan pangan dan meningkatkan ekonomi warga itu, Pertamina Patra Niaga juga memberdayakan masyarakat lewat program Mami Sera. Seluruh hasil budidaya ikan bandeng panen dari petambak Mangunharjo, diolah ibu-ibu sekitar menjadi beragam aneka makanan kaya nutrisi dan gizi.

”Program Mami Sera ini berupa pemberdayaan masyarakat untuk budidaya tambak ikan, dan juga pengolahan aneka olahan ikan. Kemudian kita bantu pendirian koperasi dan juga Pondok Mami Sera ini sendiri,” ucap Taufiq.

Hadirnya program Mami Sera yang digagas Pertamina Patra Niaga, jelas Bahrun, jelas banyak membantu warga khususnya petambak ikan bandeng. Sebagian hasil panen dijual ke koperasi warga untuk pengolahan aneka makanan olahan bandeng, dan sisanya dijual ke pasar ikan dengan harga lumayan sebagai penambah penghasilan.

”Kebutuhan koperasi tidak pasti, begitu produksi dan banyak pesanan otomatis kebutuhannya banyak. Rata-rata pas banyak pesanan bisa sampai setengah kuintal,itu bisa seminggu dua kali. Kalau untuk pembuatan abon bandeng, paling butuhnya itu sekilo ikan bandeng isi 3-4 ekor,” imbuhnya.

Ketua Koperasi Trengginas Jaya Abadi Mangunharjo, Utami Dewi menyatakan, program Mami Sera yang digagas Pertamina Patra Niaga memang mampu mendorong ketahanan dan swasembada pangan di wilayahnya. Terutama, membantu kelompok ibu-ibu bisa ikut menyokong keuangan keluarga lewat pengolahan hasil ikan bandeng.

”Pondok Mami Sera itu kami memasarkan produk-produk dari anggota koperasi, di dalamnya kami juga melakukan proses produksi unggulan di koperasi kami yaitu abon bandeng dan olahan bandeng lainnya. Sebelum ada CSR dari Pertamina, ibu-ibu sudah ada usaha masing-masing. Dan Alhamdulillah, kami disatukan dalam wadah koperasi,” ujar Utami.

Menurut Utami, dari awalnya hanya berjumlah 13 orang anggota koperasi, kini sudah meningkat hingga 42 orang anggota dan merasakan manfaat ekonomi dari kehadiran bantuan Pertamina Patra Niaga. Bahkan, yang membuat dirinya dan seluruh anggota koperasi bangga adalah Pondok Mami Sera pernah dikunjungi mantan Presiden Joko Widodo dan mencicipi olahan ikan hasil produksinya.

”Alhamdulillah sampai hari ini, Pondok Mami Sera sudah pernah untuk disinggahi mantan Presiden Joko Widodo dan mantan Wali Kota Bu Ita. Kami juga dibantu promosinya dari Pertamina, dan dibantu aneka macam olahan juga,” imbuhnya.

Dengan program Mami Sera di Mangunharjo, lanjut Eko Agus, masyarakat tidak hanya mengandalkan ikan bandeng sebagai hasil panen saja dan dijual ke pasar tetapi juga bisa mengolah variasi olahan dari ikan bandeng. Hasilnya, pendapatan masyarakat tidak hanya seputar ikan bandeng saja tetapi berupa olahan ikan bandeng yang nilai jualnya bisa lebih tinggi.

”Selama ini masyarakat yang hanya menjual ikan bandengnya secara mentah, sekarang diajak untuk mengolahnya. Apalagi dengan adanya Pondok Mema Sera, bisa menjadi sentral point bagi keberlangsungan perekonomian warga di sini karena menjadi jujugan kunjungan wisata,” imbuh pak camat.

Sementara, Utami berharap dengan adanya program Mami Sera bisa berkembang dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Mangunharjo.

”Semoga dengan adanya Mami Sera ini akan membawa kesejahteraan anggota koperasi, dan seluruhnya untuk warga Mangunharjo,” ujar Utami.

Terpisah, Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin mengapresiasi upaya Pertamina Patra Niaga yang peduli dengan kesejahteraan warga Mangunharjo. Bahkan, ikut membantu dalam hal sektor ketahanan dan swasembada pangan bagi warga sekitar.

”Pembangunan yang berhasil itu adalah pembangunan yang berkarakter dan berkolaborasi. Kita tidak akan bisa membangun tanpa kerja sama dari berbagai pihak. Kolaborasi yang baik antara Pertamina dan Pemkot Semarang, mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Harapan kita ke depan dengan kolaborasi yang dibangun ini, bisa memberikan sebuah ruang yang positif bagi masyarakat,” kata Iswar.

Sementara, Taufiq menyebutkan, di tahun mendatang pihaknya akan mencoba menambah mesin pirolisis. Yakni, mesin yang mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif guna membantu nelayan melaut. Harapannya, biaya melaut bisa dipangkas dan penghasilan nelayan bertambah serta menambah keluarga nelayan puas.

”Ada mesin pirolisis, itu mesin pengolahan sampah plastik menjadi energi. Dari sampah plastik menjadi energi itu bisa digunakan berbagai macam aktivitas, salah satunya untuk kapal nelayan ketika melaut,” pungkas Taufiq. (Bud)

Artikel sebelumnyaAnak Dilibatkan Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah
Artikel selanjutnyaPrabowo Rampungkan Negosiasi CEPA Eropa, Produk Indonesia Siap Banjiri Eropa