Taj Yasin, Wagub Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM-Upaya-upaya Pemprov Jawa Tengah menurunkan angka kemiskinan menuai hasil, karena persentase penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 9,48 persen atau mengalami penurunan 0,10 persen dibanding September 2024 yang mencapai 9,58 persen.

Sedangkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebanyak 3,37 juta orang, atau turun 29,65 ribu orang dibanding September 2024.

Wagub Taj Yasin mengatakan persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024 sebesar 9,71 persen, atau turun menjadi 9,10 persen pada Maret 2025. Hal itu dikatakan saat ditemui di kantornya, pekan kemarin.

Menurut Gus Yasin, persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2024 sebesar 11,34 persen atau turun menjadi 9,92 persen pada Maret 2025.

Sedangkan jumlah penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2024 sebanyak 1,84 juta orang, atau turun sebanyak 88,79 ribu orang menjadi 1,75 juta orang pada Maret 2025.

Gus Yasin menjelaskan, jumlah penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2024 sebanyak 1,87 juta orang menjadi 1,62 juta orang pada Maret 2025.

Penurunan tersebut merupakan hasil dari intervensi menyeluruh di berbagai bidang mulai pendidikan, kesehatan hingga bantuan rumah tidak layak huni (RTLH).

“Kemiskinan itu kan indikatornya banyak. Dari indikator-indikator yang ada itu, sudah kita kerjakan semuanya. Tapi penurunan ini belum cukup, masih butuh penguatan kolaborasi lintas sektor. Capaiannya harus terus ditingkatkan. Penurunan ini menurut kami masih perlu dimasifkan lagi,” kata Gus Yasin.

Lebih lanjut Gus Yasin menjelaskan, diperlukan pembenahan sistem data sebagai fondasi pengentasan kemiskinan yang lebih tepat sasaran.

Pengentasan kemiskinan juga dilakukan dengan mengajak organisasi masyarakat, perguruan tinggi maupun elemen lainnya untuk terlibat aktif dalam percepatan pembangunan daerah, sehingga dampaknya memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

“Pentingnya kerja sama lintas dinas dalam menangani kemiskinan. Tidak cukup satu dinas saja yang bergerak karena kemiskinan melibatkan banyak faktor seperti kesehatan, pendidikan dan kondisi tempat tinggal,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaIAI Siap Bantu Program Speling di Jateng
Artikel selanjutnyaZaki Hanin Nafilah, Penggagas TBM Alam Riang dari Jombang