Semarang, Idola 92,6 FM-Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), merupakan ikon lama yang menyimpan kenangan warga Kota Surakarta dan sekitarnya.
Seiring perjalanan waktu, TSTJ resmi bertransformasi menjadi Solo Safari berkat kolaborasi antara Pemkot Surakarta dan Taman Safari Indonesia.
CMO Taman Safari Indonesia Alexander Zulkarnain mengatakan transformasi tersebut bukan sekadar
perubahan nama, melainkan sebuah lompatan besar menuju destinasi wisata yang lebih modern dan atraktif maupun edukatif serta ramah keluarga. Pernyataan itu disampaikan melalui siaran pers
Menurutnya, keberhasilan rebranding tercermin dari data Buku Statistik Pariwisata Jawa Tengah 2023 yang
mencatat kenaikan pendapatan hingga 300 persen dibandingkan 2022.
Antusiasme tersebut, sejalan dengan peningkatan jumlah pengunjung dalam 10 bulan pertama.
Yakni lebih dari 500 ribu wisatawan, dan
diproyeksikan menembus hampir 600 ribu pengunjung sepanjang 2023.
Zulkarnain menjelaskan, wisatawan kini tidak hanya datang untuk melihat satwa tetapi juga menikmati zona edukasi dan areal rekreasi keluarga serta kuliner tematik.
“Hal ini menjadikan Solo Safari sebagai destinasi favorit, terutama pada musim liburan sekolah maupun hari besar nasional. Kehadiran Solo Safari, memperkuat posisi Solo sebagai destinasi wisata keluarga di Jawa Tengah,” kata Zulkarnain.
Lebih lanjut Zulkarnain menjelaskan, apabila sebelumnya Solo lebih lekat dengan citra wisata budaya dan sejarah serta kuliner, kini kota ini memiliki daya tarik tambahan berupa wisata alam dan edukasi satwa.
Kehadiran Solo Safari telah membawa dampak besar, bagi pariwisata Kota Solo.
“Solo tidak lagi hanya mengandalkan keraton, pasar tradisional dan kuliner, tetapi juga memiliki destinasi wisata
keluarga modern yang sesuai dengan tren rekreasi kekinian. Solo Safari berhasil memperkuat citra Solo sebagai kota yang dinamis, ramah keluarga dan kompetitif dalam peta pariwisata Jawa Tengah maupun nasional,” pungkasnya. (Bud)