Tim dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) berhasil menghadirkan inovasi teknologi tepat guna dan sistem keuangan digital bagi kelompok peternak kambing Berkah Abadi di Desa Purwosari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Program ini menjadi langkah nyata dalam mendukung kemandirian pangan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. (Foto Dok. Polines)

Magelang, Idola 92.6 FM-Tim dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Semarang (Polines) berhasil menghadirkan inovasi teknologi tepat guna dan sistem keuangan digital bagi kelompok peternak kambing Berkah Abadi di Desa Purwosari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Program ini menjadi langkah nyata dalam mendukung kemandirian pangan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat desa.

Kegiatan bertajuk “Modernisasi Sistem Produksi dan Finance Accounting sebagai Perwujudan Asta Cita dalam Swasembada Pangan dan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Purwosari Magelang” dilaksanakan melalui Skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat – Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM), dengan pendanaan dari Program BIMA, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek).

Ketua tim pengabdian, Eni Safriana, S.T., M.Eng., menjelaskan bahwa kegiatan ini berfokus pada dua aspek utama, yakni modernisasi sistem produksi pakan ternak melalui penerapan Hammer Mill dan Horizontal Mixer, serta digitalisasi manajemen keuangan melalui sistem Finance Accounting berbasis aplikasi.

“Sebelumnya, peternak masih mengandalkan cara manual untuk mencampur pakan. Sekarang dengan mesin Hammer Mill dan Horizontal Mixer, waktu dan tenaga yang dibutuhkan berkurang drastis, sementara produktivitas meningkat hingga dua kali lipat,” ujar Eni Safriana, dalam siaran persnya pada media.

Teknologi Tepat Guna Kurangi Ketergantungan pada Pemasok

Sebelum inovasi diterapkan, kelompok Berkah Abadi membeli seluruh bahan pakan konsentrat dari pemasok dengan harga tinggi. Melalui penerapan mesin Hammer Mill, peternak kini dapat menggiling jagung sendiri sebagai bahan utama pakan ternak. Mesin Horizontal Mixer juga memungkinkan pencampuran pakan secara homogen dan cepat, menggantikan proses manual yang memakan waktu hingga empat jam.

Sementara itu, Ketua Kelompok Peternak, Rizal Tri Anggoro Tono Putra, menuturkan bahwa kehadiran teknologi ini membawa perubahan besar. “Dulu kami harus membeli pakan dari luar dengan biaya besar. Sekarang, sebagian bahan bisa kami olah sendiri. Biaya pakan berkurang hampir separuh dan waktu kerja jauh lebih efisien,” katanya.

Selain itu, tim Polines juga memperkenalkan sistem Finance Accounting digital untuk membantu peternak mencatat pendapatan dan pengeluaran secara real time melalui aplikasi di ponsel. Sistem ini dilengkapi dengan buku SOP “Petunjuk Praktis Pencatatan Keuangan Digital Bagi UMKM”, yang menjadi panduan operasional bagi peternak dalam mengelola keuangan usaha secara transparan.

Sinergi Kampus dan Masyarakat

Program yang berlangsung sejak September hingga November 2025 ini melibatkan tim pengabdian dari Polines, terdiri atas Dr. Ir. Eko Saputra, S.T., M.Eng., Mella Katrina Sari, S.ST., M.M., serta tiga mahasiswa — Muhamad Fauzan Adimansyah, Rusydan Zulkarnain Syakuro, dan Mezzaluna Dissa Sayyidina.

Pendekatan yang dilakukan tidak hanya berupa transfer teknologi, tetapi juga pendampingan dan pelatihan berkelanjutan agar peternak mampu mengoperasikan dan merawat mesin secara mandiri, serta menerapkan pencatatan keuangan digital secara konsisten.

“Kami ingin teknologi ini benar-benar digunakan dan dikelola oleh masyarakat. Pemberdayaan yang berkelanjutan akan mendukung swasembada pangan dan kemandirian ekonomi desa,” ujar Dr. Eko Saputra, anggota tim pengabdi.

Dampak dan Keberlanjutan

Program ini terbukti membawa dampak langsung pada peningkatan kapasitas produksi pakan, efisiensi biaya operasional, dan transparansi manajemen usaha. Selain manfaat ekonomi, kegiatan ini juga menghasilkan artikel ilmiah terpublikasi, video dokumentasi kegiatan, serta sertifikat hak cipta (HAKI) untuk mesin Hammer Mill hasil inovasi tim Polines.

Tim pengabdian menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi melalui Program BIMA atas dukungan pendanaan, serta kepada Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Polines yang memfasilitasi pelaksanaan program ini. Ucapan terima kasih juga diberikan kepada Kelompok Peternak Kambing Berkah Abadi Desa Purwosari atas kolaborasi dan partisipasi aktifnya.

“Kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci untuk membangun kemandirian desa berbasis inovasi. Kami berharap program ini menjadi model pengembangan UMKM peternakan di berbagai daerah,” tutup Eni Safriana. (her/dav)

Artikel sebelumnyaWujud Kepedulian Pemprov Terhadap Keberlanjutan Panti Sosial di Jateng
Radio Idola Semarang
Radio Idola Semarang menghayati semangat Positive Journalism. Radio Idola Semarang, Memandu Dan Membantu.