Jateng, Baru 5 Persen Hotel Bersertifikasi

Hotel (photo: bisnis.com)

IdolaFM, Semarang – Tingkat kesadaran pelaku bisnis perhotelan di Jawa Tengah untuk mematuhi peraturan masih terhitung rendah. Hal ini terlihat dari jumlah hotel yang melakukan sertifikasi. Dari ribuan hotel yang ada di Jawa Tengah, hanya sekitar 5 persen yang sudah memiliki sertifikasi usaha yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Lembaga Sertifikat Usaha (LSU). Padahal Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif nomor 53 tahun 2013 tentang standar usaha hotel, mewajibkan setiap usaha hotel memiliki sertifikat dan memenuhi persyaratan standar hotel.

Direktur Umum LSU Pariwisata Jawa Tengah Yantie Yulianti mengatakan, LSU dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi sudah melakukan sosialisasi sertifikasi usaha perhotelan. Mereka pun sudah memberikan batas waktu kepada semua pelaku bisnis perhotelan, untuk melakukan sertifikasi usaha. “Jika hotel yang bersangkutan enggan melakukan sertifikasi hingga batas akhir 3 Oktober 2015, maka akan ada sanksi,” kata Yantie kepad Idola FM, bari-baru ini.

Hal ini juga sudah dicantumkan dalam Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif nomor 53 tahun 2013 tentang standar usaha hotel. Pada bab VI pasal 18 mengenai sanksi administratif disebutkan hukuman maksimal yang akan diterima hotel tak bersertifikasi adalah pembekuan usaha.

Terkait penilaian LSU terhadap usaha hotel, Yantie menjelaskan, ada tiga aspek yang harus diperhatikan agar dapat lulus sertifikasi. Ketiga aspek tersebut adalah produk, pelayanan dan pengelolaan. Kebanyakan pengusaha hotel kurang memperhatikan item pengelolaan. ungkapnya. “Hotel merasa punya bangunan yang besar bagus, tapi ternyata setelah kita masuk ternyata pelayan atau pengelolaan kurang. Dari semua hotel yang di lihat rata-rata yang kurang adalah pengelola,” ungkap Yantie.

Sementara itu, Manager Hotel Pandanaran Semarang Nungki Dyah Kusumawardani, mengatakan, pihaknya mendukung adanya sertifikasi. Menurutnya, tuntutan sertifikasi justru dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Nungki sendiri mengakui bahwa Hotel Pandanaran Semarang sudah memiliki sertifikat. “Hal ini menjadi alat untuk meyakinkan calon tamu hotel mengenai kualitas pelayanan,” tandasnya. (Budi Aris/Yudhi Arunggani/Heri CS)

Artikel sebelumnyaDestinasi Wisata Jalur Pendaratan Cheng Ho Diluncurkan
Artikel selanjutnyaPemenang Lelang Tersangkut Korupsi, Pemkot Disorot