Sebanyak 136 Sungai Di Jateng Tercemar

Ilustrasi DAS (photo: antaranews)

IdolaFM, Semarang – Kondisi sungai di beberapa wilayah di Jawa Tengah (Jateng) saat ini semakin menghawatirkan. Pakar Lingkungan dari Universitas Diponegoro (Undip) Prof Sudharto P. Hadi mengungkapkan, sedikitnya 136 sungai di wilayah Jawa Tengah tercemar.

Prof Sudharto mengungkapkan, sebagian besar sugai yang mengalami kerusakan atau pencemaran terletak di wilayah kawasan industri. Selain pencemaran oleh limbah industri, pencemaran juga disumbang oleh limbah domestik, dan aksi penambangan liar.

“Ke depan perlu dilakukan audit lingkungan untuk memperbaiki pengelolaanya, sehingga pencemaran sungai dapat diminimalisir,” kata mantan Rektor Undip ini.

Guru Besar Ilmu Lingkungan Undip itu menambahkan, saat ini setidaknya ada 35 Daerah aliran sungai (DAS) di Jateng dalam kondisi kritis. Ini perlu mendapat perhatian serius, baik pemerintah provinsi maupun masyarakat pada umumnya.

“Kita harus lebih peduli menjaga dan merawat kelestarian sungai sebagai sumber kehidupan,” kata pria yang akrab dipanggil Prof Dharto ini di sela-sela diskusi menyongsong Kongres Sungai Indonesia (KSI) yang akan digelar di Banjarnegara Agustus 2015 mendatang.

Teguh Dwi Paryono (photo: pilarjakon)
Teguh Dwi Paryono (photo: pilarjakon)

Sementara itu, Kepada Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jateng Teguh Dwi Paryono membenarkan adanya pencemaran yang dipicu limbah industri, limbah domestik, maupun akibat aksi penambangan liar di beberapa wilayah di Jateng. Menurutnya, selama ini pihaknya sudah melakukan pembinaan khusus terkait aksi penambangan liar di beberapa sungai di Jateng seperti di Kabupaten Banyumas dan Wonogiri. Pembinaan dilakukan terkait penggunaan bahan kimia merkuri untuk pemilah emas dan pengotor. Sehingga, dapat mengurangi risiko dampak kontaminasi bahan kimia merkuri tersebut.

Teguh menjelaskan, terkait pengawasan aktivitas penambang, pihaknya menegaskan tidak segan-segan untuk mencabut izin penambangan jika dijumpai melanggar aturan.

“Sebab, setiap kegiatan penambangan khususnya di daerah aliran sungai memiliki batasan yang meliputi batas luasan dan batas kedalaman,” kata Teguh saat dihubungi Idola FM.

Sungai diibaratkan sebagai urat nadi kehidupan sebab dari sungai mengalir air yang menjadi sumber kehidupan makhluk hidup. Namun, jika sungai-sungai dibiarkan tercemar oleh tangan manusia. Tentunya akan menimbulkan dampak besar yang juga akan membawa kerugian bagi manusia. Oleh sebab itu, kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai sangatlah penting. Demi kelestarian ekosistem dan lingkungan. (Arif Nugroho / Heri CS)