Andreas Lako: Pelaku UMKM Masih Terkendala Akses Modal

Prof Andreas Lako saat dialog dalam Semarang Trending Topic beberapa waktu lalu.

Semarang, idola 92.6 FM – Pengamat ekonomi Universitas Katholik (UNIKA) Semarang, Prof Andreas Lako mengatakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Tengah masih terkendala permodalan.

“Sekitar 70 persen pelaku UMKM ini saya tengarai masih kesulitan mengakses perbankan untuk mendapat pinjaman modal, ini masalahnya,” ungkap prof Lako di Semarang, kamis (28/7).

Hal itulah, yang menurut Prof Lako membuat banyak dari pelaku UMKM khususnya di wilayah perdesaan lebih memilih meminjam modal ke rentenir ketimbang mengajukan pinjaman ke perbankan.

Para pelaku UMKM, diterangkan lebih memilih cara praktis daripada mengajukan pinjaman modal ke perbankan yang membutuhkan beberapa syarat dan masih menunggu proses pencairan yang memerlukan waktu yang cukup lama.

Dirinya berharap peran serta pemerintah dan juga perbankan untuk berkolaborasi dengan terus melakukan sosialisasi mengenai kredit permodalan yang cepat dan bisa di akses kapanpun oleh pelaku UMKM khususnya di wilayah pedesaan.

Selama ini pelaku UMKM khususnya mikro lebih memilih meminjam ke rentenir yang dianggap mudah dan cepat serta tidak membutuhkan syarat yang terlalu banyak. Sehingga hal tersebut seharusnya bisa memacu perbankan untuk turun ke pelosok desa memberikan pendampingan.

“Saya kira yang harus dilakukan adalah bentuk pendampingan dengan turun ke desa-desa. Nah, desa-desa yang belum tersentuh itu sebenarnya justru memiliki usaha UMKM yang menjanjikan. Ini yang akan menjadi keuntungan tersendiri untuk perbankan,” tukasnya.

Sementara, dirinya mengapresiasi Bank Jateng yang baru baru ini meluncurkan produk peminjaman modal dengan bunga murah yaitu Mitra 25 dan 02 yang dirasa bisa membantu para pelaku UMKM dari segi permodalan.

Namun pihaknya meminta, agar selain memberikan modal usaha, perbankan dan Pemerintah juga harus memberikan pendampingan serta memberikan pengetahuan bagaimana cara pemasaran dan pengemasan yang Bagus dan layak jual bagi para pelaku UMKM di desa-desa.

“Banyak dari mereka yang memiliki produk yang bagus dan berkualitas namun karena kurangnya pengetahuan, justru membuat mereka hanya tumbuh di sekitar mereka,” imbuhnya.

Pihaknya berharap dalam Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang dipimpin Ganjar-Heru selama setengah perjalanan ini untuk bisa merangkul pelaku UMKM di desa kecil.

Selain itu, anggaran untuk pendampingan dan permodalan tahun 2017 nanti bisa bertambah agar pelaku UMKM di Jateng meningkat serta bisa meninggikan pendapatan asli daerah. (Widy W/Diaz A/Heri CS)

Artikel sebelumnyaOJK Jateng: 11 BPR Ajukan Penggabungan
Artikel selanjutnyaMendorong Lokomotif Perekonomian Jawa Tengah