BPS: Tarif STNK Picu Inflasi Jateng Jadi 1,16 Persen

Semarang, 92.6 FM-Pada Januari 2017 di Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 1,16 persen, lebih tinggi bisa dibanding Desember 2016 yang hanya 0,21 persen. Inflasi tertinggi di Jawa Tengah terjadi di Kabupaten Cilacap sebesar 1,60 persen, kemudian diikuti Kudus sebesar 1,36 persen dan Kota Surakarta sebesar 1,16 persen.

Sedangkan Kota Semarang inflasinya mencapai 1,11 persen, disusul Purwokerto sebesar 1,05 perse dan Kota Tegal terendah laju inflasinya, hanya 0,98 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Margo Yuwono mengatakan, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi adalah biaya perpanjangan STNK, tarif listrik, cabai rawit dan bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, kenaikan biaya administrasi perpanjangan STNK memberikan andil sebesar 0,3359 persen dan tarif listrik menyumbang sebesar 0,1786 persen.

Margo menjelaskan, dengan pencabutan subsidi listrik di kelas tertentu, maka rumah tangga mengeluarkan biaya bulanannnya bertambah banyak. Artinya, kebijakan pemerintah, khususnya pencabutan subsidi listrik dan penaikan harga BBM menjadi pemicu terjadinya inflasi.

“Andil cabai rawit terhadap inflasi Jawa Tengah Januari kemarin itu 0,1312 persen saja. Tidak terlalu tinggi memang, tapi cabai rawit semua orang membutuhkan, terutama di sektor dapur,” jelas Margo, Rabu (1/2).

Meski demikian, lanjut Margo, ada beberapa komoditas yang mampu mengerem laju inflasi Jawa Tengah. Yakni bawang merah, telur ayam ras, cabai merah dan tomat sayur. Sementara itu, secara nasional terjadi inflasi sebesar 0,97 persen dengan penyumbang terbesar adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,66 persen. (Bud)