BPS: Jateng Deflasi 0,12 Persen Tapi Tarif Listrik Masih Sumbang Inflasi

Semarang, 92.6 FM-Jawa Tengah pada Maret 2017 kemarin, terjadi deflasi sebesar 0,12 pesen. Deflasi di Jawa Tengah, terjadi di semua kota yang dilakukan survei biaya hidup.

Deflasi tertinggi terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,15 persen, kemudian diikuti Kota Semarang sebesar 0,14 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Purwokerto, yang hanya sebesar 0,01 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Margo Yuwono mengatakan, deflasi disebabkan karena turunnya kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Komoditas yang memberikan sumbangan terjadinya deflasi di Jawa Tengah, di antaranya cabai rawit, beras dan bawang putih.

Namun demikian, jelas Margo, meski di Jawa Tengah terjadi deflasi sebesar 0,12 persen di Maret 2017, masih ada komoditas yang menyumbang terjadinya inflasi. Salah satunya adalah kenaikan tarif listrik, yang menyumbang terjadinya inflasi sebesar 0,0575 persen.

“Tren deflasi di Jawa Tengah sama dengan nasional. Kalau yang menyumbang inflasi itu penyesuaian tarif listrik 900 VA, karena kebijakan pemerintah,” katanya, kemarin.

Margo menjelaskan, laju inflasi pada tahun kalender Maret 2017 sebesar 1,55 persen lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya hanya 0,63 persen saja. Sedangkan laju inflasi year on year Maret 2017 sebesar 3,30 persen, lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 4,21 persen. (Bud)