Membaca Arah Munaslub Golkar Dan Dampaknya Bagi Peta Politik Indonesia

Semarang, Idola 92.6 FM – Gejolak pada internal Partai Golkar makin memanas pasca Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ditangkap KPK karena terjerat mega korupsi KTP elektronik. Desakan segera digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pun menguat. Setelah sebelumnya, para loyalis Setnov terkesan pasang badan untuknya.

Kini, para loyalis Setnov seolah mulai rontok satu per satu. Muncul suara, menang atau kalah dalam sidang pra peradilan kedua, Setnov mesti diganti. Hal itu demi menyelamatkan electoral atau perolehan suara Partai Golkar jelang Pemilu Raya tahun 2019.

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR menilai, Munaslub bisa menjadi jalan keluar bagi Partai Golkar yang saat ini tengah bergejolak setelah Setya Novanto terjerat kasus dugaan korupsi. Internal Golkar selalu muncul faksi-faksi. Kuatnya faksi-faksi tersebut tak akan berhenti kecuali dibuka suatu arena kompetisi baru. Munaslub menjadi salah satunya. Jika tidak, maka faksi-faksi tersebut akan saling melemahkan satu sama lain.

Hanta memprediksi, dinamika internal Golkar akan menjadi beban elektoral jika dibiarkan berlarut. Beban tersebut tak hanya bagi Golkar, tetapi juga bagi Joko Widodo sebagai bakal calon presiden yang telah mendapatkan dukungan partai tersebut.

Lantas, membaca arah gejolak Partai Golkar pasca ditahannya Ketua Umum Golkar Setya Novanto, mampukah Golkar keluar dari situasi sulit ini? Jelang munaslub, akankah suksesi kepemimpinan Partai Golkar yang baru berdampak bagi peta politik Indonesia?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Arya Budi (Manager Riset Poltracking) dan Fadel Muhammad (Politisi Partai Golkar). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: