Menangkal Trump Effect

Trump

Semarang, Idola 92.6 FM – Panggung politik dunia terguncang mendengar pidato inaugurasi Donald Trump saat dilantik menjadi presiden Amerika Serikat. Sebab, nada dasar pidato inaugurasi sebangun dengan pidato-pidatonya saat kampanye. Kini, pasar global pun masih membahas Trump yang berbicara soal mengutamakan Amerika Serikat ketimbang maju bersama dunia. Trump memang memiliki tujuan baik untuk menaikkan pertumbuhan dan menciptakan lapangan pekerjaan di dalam negerinya. Namun, kondisi domestik Amerika Serikat tidak mendukung akan hal itu. Oleh karena itu, ada yang menyebut ekonomi Trump “mistik” dan berisiko.

Sebelumnya, saat pelantikan, Trump mencanangkan pengurangan defisit perdagangan dengan menekan impor. Menurut Trump, perdagangan akan menentukan penciptaan lapangan kerja. Selain itu, pemangkasan defisit perdagangan juga dilakukan Amerika Serikat terhadap Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, dan lainnya. Amerika Serikat pun telah undur diri dari Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang beranggotakan 12 negara termasuk Amerika Serikat. Traktat dagang ini dinilai Trump berbahaya bagi kesempatan kerja di Amerika Serikat. Dari itu semua, Trump terlihat benar-benar mengarah para proteksionisme. Di samping menekan mitra dagang, Trump juga akan mendeportasi imigran illegal yang dianggap mengambil lapangan pekerjaan di Amerika Serikat.

Lantas, membaca arah kebijakan Amerika Serikat, akankah Donald Trump benar-benar merealisasikan kebijakan yang disampaikan dalam pidato pelantikannya? Lalu, introspeksi seperti apa yang mesti dilakukan pemerintah untuk memperkuat perekonomian dan menangkal Trump Effect?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu kami nanti akan berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Eric Sugandi (pengamat Ekonomi Kenta Institute) dan Lana Soelistianingsih (Kepala ekonom dan riset PT Samuel Aset Manajemen). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: