Menyoroti Wacana Rektor Dipilih Langsung Oleh Presiden

Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemilihan rektor ke depan diwacanakan akan dipilih langsung oleh Presiden. Nantinya rektor akan melalui serangkaian seleksi dan tes sampai akhirnya dipilih oleh presiden. Hal itu pun menuai pro dan kontra. Ini mengemuka setelah sebelumnya terungkap seorang pemimpin fakultas atau dekan sebuah perguruan tinggi anti pancasila dan mendukung ISIS.

Wacana ini digulirkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo usai menandatangani nota kesepahaman atau MoU tentang kerja sama dalam penguatan ideologi Pancasila, wawasan kebangsaan, bela negara, dan revolusi mental baru-baru ini. Penandatanganan dihadiri 63 rektor dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta seluruh Indonesia, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), dan Dewan Pers Indonesia.

Tjahjo mengakui usulan Presiden dilibatkan langsung dalam pelantikan dan pemilihan rektor perguruan tinggi lantaran pemerintah melihat ada gerakan-gerakan yang dinilai sudah tidak sejalan dengan nilai Pancasila dan salah satunya berasal atau lahir dari perguruan tinggi. Pemerintah ingin setiap elemen dalam bangsa bisa memiliki pandangan selaras negara Pancasila.

Lantas, apa plus-minus rektor dipilih langsung oleh presiden? Efektifkah ini sebagai salah satu upaya memagari kampus dari ideologi anti pancasila? Seberapa jauh sebenarnya ideologi anti pancasila sudah mengancam kalangan kampus?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Radio Idola 92.6 FM berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Prof Asep Saefuddin (wakil ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) / Rektor Universitas Trilogi Jakarta) dan Abdul Fikri Faqih (wakil ketua Komisi X DPR RI (membidangi: pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan). (Heri CS)

Berikut Perbincangannya: