Bagaimana Menangkal Bibit Intoleransi di Dunia Pendidikan?

Semarang, Idola 92.6 FM – Pendidikan sejatinya bukan sekadar hak yang harus diterima seluruh bangsa Indonesia. Pendidikan adalah tulang punggung yang menentukan karakter dan nasib suatu negara. Pendidikan yang baik akan membentuk individu yang berkarakter kuat dan positif, serta tak ragu bekerja keras demi kemajuan diri dan bangsanya.

Menurut Pahlawan Nasional Tan Malaka, tujuan Pendidikan itu sejatinya adalah mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan. Namun, sayangnya, pendidikan yang baik belum bisa dinikmati seluruh masyarakat Indonesia, kendati usia kemerdekaannya sudah mencapai 70 tahun. Sejumlah masalah masih melingkupi dunia pendidikan kita—salah satunya terkait persoalan intoleransi dan radikalisme yang tengah menyusup di lingkungan sekolah.

Di tengah berbagai persoalan kompetensi guru dan tantangan memasuki Revolusi Industri 4.0 saat ini, baru-baru ini kita dikejutkan dengan hasil survei yang dilakukan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

Saiful Umam, Direktur Eksekutif PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Hasil survey yang melibatkan 2.237 guru muslim di 34 provinsi itu mengungkapkan bahwa enam dari sepuluh guru Muslim memiliki opini intoleran terhadap pemeluk agama lain. Selain intoleransi, hasil survei juga memaparkan bahwa hampir setengah guru Muslim memiliki opini radikal.

Selain itu, PPIM juga menilik pandangan Islamis para guru dan menemukan bahwa “40.36% guru setuju bahwa seluruh ilmu pengetahuan sudah ada dalam Alquran sehingga Muslim tidak perlu tidak perlu mempelajari ilmu pengetahuan yang bersumber dari Barat.”

Temuan ini selaras dengan hasil penelitian Alvara Research Centre pada November tahun lalu yang menemukan bahwa siswa Indonesia semakin intoleran, dan guru berperan besar dalam memupuk intoleransi itu – selain juga peran dari ulama dan media social.

Lantas, bagaimana menangkal bibit intoleransi di dunia Pendidikan—berkaca dari hasil survey UIN Syarif Hidayatullah yang mengungkapkan bahwa enam dari sepuluh guru Muslim memiliki opini intoleran terhadap pemeluk agama lain? Apa sesungguhnya akar persoalan makin tumbuh suburnya intoleransi di lingkungan sekolah? Upaya strategis apa yang mesti dilakukan pemerintah untuk memagari generasi muda dari ancaman intoleransi?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Saiful Umam (Direktur Eksekutif PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Henny Supolo Sitepu (Ketua Yayasan Cahaya Guru). [Heri CS]

Berikut diskusinya: