Bagaimana Mendorong Industri Kreatif sebagai Penggerak Utama Ekonomi Nasional?

ilustrasi durrasi

Semarang, Idola 92.6 FM – Kita patut bersyukur, ekonomi kreatif mampu menjadi salah satu penyumbang APBN kita. Merujuk data tahun lalu, sektor ekonomi kreatif mampu menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp1.000 triliun. Pada dasarnya, ekonomi kreatif adalah industri berbasis ide. Mereka bisa tumbuh dan berkembang karena didukung dua faktor pendukung, yakni: Pertama, imajinasi dimana di dalamnya ada kreativitas dan inovasi, serta kedua, toleransi. Tanpa dua hal itu, ekonomi kreatif tak akan pernah berkembang dan maju.

Industri ekonomi kreatif kita sejauh ini masih didominasi antara lain: sektor fashion, film dan pariwisata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2016, produk fashion mendominasi porsi ekspor untuk sektor ekonomi kreatif. Kemarin, dalam pembukaan World Conference on Creative Economy (WCCE) di Nusa Dua, Bali, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) Triawan Munaf menyatakan, ekonomi kreatif menjadi hal penting dalam mendorong perekonomian global. Kontribusinya pada dunia berdasarkan data 2015, sebesar 2.250 miliar US dollar dan mempekerjakan 2,5 miliar orang. Selain itu, ekonomi kreatif juga berkontribusi 3% terhadap Produk Domestik Dunia (PDB) dunia, dan berdampak pada 1% populasi dunia. Bagi Indonesia, ekonomi kreatif menjadi rumah bagi hampir 17 juta orang.

Hal yang menggembirakan lagi, potensi industry kreatif itu juga ditopang dengan kekayaan alam dan keragaman budaya yang dimiliki Indonesia. Modal kreatif itu membentang dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas hingga Pulau Rote. Modal ini menjadi aset yang tak ternilai, sebab tak semua Negara memiliki kekayaan budaya seperti kita.

Namun, yang mengganggu, dalam jumlah produktivitas dan kreativitas, kita justru masih kalah jauh dengan Negara tetangga seperti Korea Selatan ataupun Jepang. Produk industri kreatif Korea telah merajai dan dikenal seantero dunia. Dalam sehari-hari misalnya, kita seolah terpapar produk kreatif mereka. Sebut saja, K-Pop, drama Korea, hingga yang beberapa waktu lalu menghebohkan dunia, Gangnam Style.

Lantas, sebagai upaya mewujudkan ekonomi kreatif sebagai penopang ekonomi nasional— faktor pendukung apa yang perlu disiapkan untuk akselerasi tumbuhnya ekonomi kreatif di Indonesia? Upaya apa yang perlu dilakukan pemerintah untuk mempersiapkan ekosistem industri kreatif? Peta jalan atau road map seperti apa yang mesti disusun untuk memuluskan jalan itu?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Suroto (Pengamat dari Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (AKSES)) dan Lisa Fitria (National General Secretary of Indonesian Fashion Chamber, Fashion Designer member of IFC Jakarta). (Heri CS)

Berikut diskusinya: