Di Era Disrupsi, Bekal dan Kompetensi Apa yang Mesti Diberikan pada Generasi Muda?

Semarang, Idola 92.6 FM-Menghadapi era disrupsi teknologi, remaja tak cukup dibekali dengan pengetahuan saja. Mereka perlu punya berbagai kompetensi baru dan pengetahuan kesehatan. Populasi remaja umur 10-19 tahun saat ini memang hanya 17 persen dari total populasi.

Meski demikian, kualitas mereka menentukan 100 persen kemajuan bangsa ke depan. Namun, di sisi lain, kita melihat, intervensi dan investasi mereka masih sangat terbatas. Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga Institute Pertanian Bogor (IPB) Euis Sunarti dalam Seminar Nasional Analisis Dampak Kependudukan 2018 beberapa waktu lalu menyatakan, jika remaja tak punya ketrampilan khusus di era disrupsi teknologi, peran mereka akan mudah digantikan oleh mesin atau robot.

Situasi itu perlu diwaspadai mengingat jumlah remaja Indonesia pada 2018 mencapai 44,4 juta orang atau hamper separuh penduduk Vietname. Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka masih cukup tinggi, yakni 5,34 persen pada Agustus 2018. Porsi pengangguran terbesar berasal dari lulusan SMK.

Lantas, bekal dan kompetensi apa saja yang mesti dimiliki para remaja kita agar tak tergilas oleh mesin dan robot? Menurut Anda, sudahkah kurikulum pendidikan mampu menjawab tantangan dan situasi di era disrupsi dan revolusi industry 4.0 ini? Jika belum, apa yang mesti dibenahi? Dalam situasi semacam ini, bagaimana mestinya Negara hadir? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga IPB Prof Eusi Sunarti. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: