Bidikmisi Berdaya Saing

Semarang, Idola 92.6 FM – Peluang calon mahasiswa dari keluarga tidak mampu untuk kuliah semakin lebar. Banyak dari mereka diterima dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2018. Sebanyak 165 ribu lebih diterima di 85 perguruan tinggi negeri lewat ujian tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) yang diumumkan secara daring, Selasa kemarin.

Dari daya saing pendaftar yang diterima pada tahun ini, pendaftar Bidikmisi atau keluarga tidak mampu lebih banyak diterima dibandingkan dengan pendaftar non-Bidikmisi. Jumlah mahasiswa baru yang diterima lewat jalur SBMPTN sebesar 19,25 persen dari total pendaftar 860 ribu orang. Jika dibandingkan antara pendaftar dan jumlah yang diterima untuk berstatus Bidikmisi tingkat penerimaannya mencapai 23,12 persen, sedangkan non-Bidikmisi 18,22 persen.

Menristek Dikti Moh Nasir mengatakan, seleksi masuk PTN lewat jalur prestasi, tulis, ataupun mandiri terbuka untuk semua anak bangsa. Bagi calon mahasiswa dari keluarga tidak mampu tetap berpeluang besar kuliah hingga tuntas di PTN melalui beasiswa dari pemerintah.

Lantas, memasuki tahun ajaran baru ini, kita melihat pemerintah semakin memberikan ruang bagi mahasiswa dari keluarga tak mampu melalui program Bidikmisi. Nah, bisa disampaikan, program Bidikmisi tahun ini? Adakah target dari pemerintah yang berbeda dengan tahun lalu? Sudah terpenuhikah kuotanya?

Dari evaluasi pelaksanaan program Bidikmisi, apa saja catatan dari program ini? Sudahkah 100 persen tepat sasaran? Jika belum apa terobosan yang dilakukan pemerintah agar sesuai target dan tepat sasaran? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Prof Ali Ghufron Mukti (Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementrian Riset Dikti). [Heri CS]

Berikut diskusinya: