Membaca Arah Geopolitik Pascaserangan AS dan Sekutu ke Suriah, Akankah Ini Berpotensi Memicu Konflik Perang Makin Luas?

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri meminta semua pihak yang berkonflik di Suriah menahan diri, menyusul serangan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis akhir pekan lalu (7/4/2018). Amerika Serikat, Inggris dan Perancis membombardir sejumlah titik yang diduga terkait senjata kimia di Damaskus, Sabtu lalu sebagai respons atas serangan gas yang disebut diotaki pemerintah Suriah di Douma, sepekan sebelumnya.

Dalam pernyataan yang sama, Kemlu RI juga menegaskan kecaman keras terhadap penggunaan senjata kimia “oleh pihak manapun.” Pemerintah Indonesia meminta semua pihak menghormati nilai dan hukum internasional, khususnya piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai keamanan dan perdamaian internasional.

Perang saudara yang telah berlangsung selama tujuh tahun di Suriah diikuti oleh banyak pihak, termasuk Rusia dan Iran yang mendukung pemerintahan Bashar al-Assad. Sementara pihak lain, ada Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris.

Lantas, membaca arah Geopolitik pascaserangan AS dan sekutu ke Suriah, akankah Ini berpotensi memicu konflik perang makin luas? Akankah ini juga berdampak bagi Indonesia? Terkait dengan politik luar negeri kita, peran apa yang bisa dilakukan Pemerintah Indonesia terikait suasana yang kian memanas ini? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Dinna Wisnu PhD (Co Founder Paramadina Graduate School of Diplomacy, mengajar di Universitas Bina Nusantara). [Heri CS]

Berikut wawancaranya: