Memotret Wajah Pendidikan Kita

Semarang, Idola 92.6 FM – Selama dua dekade reformasi dan hampir 3 perempat abad sudah usia republik ini. Namun, dunia pendidikan Indonesia masih menghadapi persoalan-persoalan dasar yang klasik, yaitu rendahnya mutu dan terbatasnya akses pendidikan.

Merunut data, mutu dan daya saing pendidikan Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Adalah hasil tes Program for Internasional Student Assessment (PISA) yang menempatkan kemampuan anak-anak Indonesia dalam bidang sains, membaca dan matematika jauh di bawah anak-anak Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand.

Menurut Agus Suwignyo-pedagog cum sejarawan FIB UGM Yogyakarta dalam opininya di Kompas (2/5/2018), pangkal persoalan adalah rendahnya kompetensi guru. Sekalipun secara formal telah memiliki sertifikat pendidik, banyak guru yang kompetensi pedagogik dan profesionalnya tidak memadai. Artinya, kita membutuhkan guru-guru yang kreatif. Karena guru kreatif mampu mengembangkan profesionalitasnya dalam mendidik.

Lantas, memotret wajah pendidikan kita-apa sesungguhnya pangkal persoalan masih rendahnya mutu dan daya saing pendidikan di Indonesia? Jika kompetensi guru menjadi salah satu kuncinya—bagaimana agar lahirnya guru-guru berkompeten dan kreatif itu bisa ditangkarkan dalam sebuah system—bukan atas inisiatif pribadi?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Agus Suwignyo (Pedagog cum sejarawan, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta) dan Indra Charismiadji (Praktisi Pendidikan). [Heri CS]

Berikut diskusinya: