Menakar Tantangan dan PR Besar Polri Jelang tahun Politik 2019

Semarang, Idola 92.6 FM – Pada 1 Juli 2018, Polri merayakan Hari Bhayangkara ke-72. Karena Polri masih fokus untuk mengamankan Pilkada 2018, perayaan tahun ini dilaksanakan Rabu 11 Juli kemarin di Istora Senayan Jakarta.

Sekretaris Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Bekto Suprapto menilai, dalam dua tahun terakhir, Polri secara perlahan mampu meningkatkan kepercayaan publik. Prestasi itu tidak lepas dari berbagai kinerja Polri seperti penanganan terorisme yang telah diakui dunia internasional, proses penerimaan anggota Polri yang transparan, penanganan kasus narkoba, dan pencegahan korupsi. Perbaikan citra Polri itu juga terlihat dari hasil surveu Litbang Kompas.

Pada awal 2018, tingkat kepuasan publik terhadap Polri mencapai 82,9 persen. Angka itu menjadi yang tertinggi sejak Polri terpisah dari TNI pada 1999. Sementara itu pada 2016, citra Polri berada di angka 63,2 persen. Sementara itu, anggota Komisi 3 DPR dari Fraksi Partai Nasdem Teuku Taufikulhadi menilai, Kapolri Tito Karnavian mulai mampu mewujudkan Polri yang professional, modern, dan tepercaya. Hal itu, tidak lepas dari reformasi internal yang dilakukan secara serius.

Lantas, merefleksi Hari Bhayangkara ke-72, apa tantangan dan PR Besar Polri—terutama jelang tahun Politik 2019? Fungsi Polri yang melindungi, dan mengayomi masyarakat apakah sudah sepenuhnya terwujud secara ideal? Jika belum, apa faktornya? Bagaimana pula meningkatkan kualitas layanan publik dan mewujudkan Polri yang Profesional, modern dan tepercaya? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang akan mewawancara mantan komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) M Nasser. [Heri CS]

Berikut diskusinya: