Mengoptimalkan Riset Ilmu Sosial untuk Menjawab Beragam Persoalan Bangsa?

Semarang, Idola 92.6 FM – Bidang sosial berperan penting dalam pembangunan nasional. Namun, saat ini, pembangunan nasional yang didasarkan pada ilmu sosial dan kemanusiaan masih minim. Salah satu penyebabnya, riset terkait ilmu sosial dan kemanusiaan itu belum berkembang optimal di Indonesia. Padahal, ilmu ini berperan besar dalam menentukan pembangunan yang berorientasi pada nilai-nilai kehidupan masyarakat yang berkarakter.

Baru-baru ini dalam Konferensi Internasional Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (ICSSH) di Jakarta, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tri Nuke Pudjiastuti menyatakan, peran ilmu sosial dan kemanusiaan saat ini belum kuat memengaruhi ilmu pengetahuan pada umumnya serta belum memberikan manfaat bagi pembangunan bangsa. Untuk itu, kerja akademik serta diskusi di kalangan ilmuwan sosial dan kemanusiaan perlu lebih didorong.

Menurutnya, ilmu sosial dan kemanusiaan punya peran signifikan dalam menerjemahkan pemikiran yang sifatnya teoritis menjadi upaya konkret dalam pembangunan masyarakat. Hal ini penting agar program pembangunan yang dirancang sesuai dengan kebudayaan, kondisi, dan kebutuhan masyarakat.

Lantas, di tengah berbagai tantangan dan ketidakpastian perekonomian global, bagaimana mengoptimalkan riset ilmu sosial untuk Pembangunan Nasional dan menyelesaikan beragam persoalan bangsa? Bagaimana mendorong kerja akademik di kalangan ilmuwan untuk meningkatkan peran riset yang aplikatif pada kebutuhan masyarakat? Apa kabar pula, hilirisasi hasil riset ilmu sosial dan kemanusiaan dalam upaya menyelesaikan beragam persoalan bangsa?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Amich Alhumami,Ph.D (Direktur Pendidikan Tinggi, Iptek, dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional / Bappenas) dan Firman Noor (Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI). [Heri CS]

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnyaSebanyak 12 Persen Penduduk Jateng Masih BAB Sembarangan
Artikel selanjutnyaApa Langkah Nyata untuk Merespons Perubahan Iklim?