Menyoroti Robohnya Jembatan Tuban, Apa Sesungguhnya Penyebabnya?

Semarang, Idola 92.6 FM – Jembatan Cincin Lama-Widang yang menghubungkan dua kabupaten yakni Lamongan-Tuban, tepatnya di jalur Babat-Widang, ambrol. Ambruknya jembatan kembar sisi barat wilayah Kecamatan Widang Tuban itu mengakibatkan satu dump truk, dua truk tronton dan satu sepeda motor tercebur ke air.

Hingga kemarin tercatat 1 orang meninggal dunia dan 6 orang luka-luka atas insiden tersebut. Direktur Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Iwan Zarkasi mengatakan, kejadian ambrolnya jembatan di Lamongan ini sama seperti kejadian ambruknya jembatan Cipunagara di Desa Mulyasari, Pamanukan, Subang, Jawa Barat, 2004 silam. Ada kemungkinan overload.

Menurut Iwan, ambrolnya jembatan bukan karena disebabkan kondisi cuaca yang belakangan cukup ekstrem. Jembatan yang dibangun sejak tahun 1970-an ini juga baru saja dilakukan perawatan pada tahun lalu. Lantas, apa sebenarnya pemicu musibah ini? Ke depan, bagaimana upaya mengantisipasi agar hal itu tak terjadi di kemudian hari?

Kemudian, dalam peristiwa semacam ini/ siapa yang paling bertanggung jawab? Butuh berapa lama untuk membangun kembali jembatan di Tuban ini hingga normal? Rekayasa pengalihan lalu lintas seperti apa agar tak mengganggu alur komoditas barang? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Arie Setiadi Moerwanto (Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). [Heri CS]

Berikut wawancaranya: