Muncul Degradasi Nilai Pancasila di Masyarakat, BPIP dan Lemhanas Turun Tangan

Semarang, Idola 92.6 FM – Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Silverius Yoseph Soeharso mengungkapkan selama 20 tahun reformasi berjalan, terjadi defisit pengetahuan tentang ideologi dan nilai-nilai Pancasila dari masyarakat. Hal itu dikatakannya, ketika memberikan materi tentang wawasan kebangsaan di Hotel Pandanaran Semarang, Selasa (17/7).

Menurutnya, Presiden Joko Widodo sangat berkomitmen untuk memantapkan ideologi Pancasila kepada seluruh warga negara. Sehingga, pemerintah sekarang berupaya membumikan Pancasila dalam setiap kehidupan kebangsaan.

Sony, panggilan akrabnya menjelaskan, sejak dibubarkannya Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7) serta tidak lagi diberikannya penataran P-4 kepada siswa sekolah, terjadi degradasi nilai-nilai Pancasila.

Akibat dari degradasi nilai-nilai Pancasila itu, muncul sejumlah persoalan yang merongrong keutuhan bangsa. Di antaranya adalah tidak samanya pemahaman tentang Pancasila, muncul sifat-sifat individualisme dari masyarakat dan kesenjangan sosial makin tinggi.

“Arahnya adalah menstreamingkan implementasi nilai-nilai Pancasila, baik kepada penyelenggara negara maupun warga negara untuk mengurangi isu-isu strategis yang saya sampaikan. Kami bersama Lembahas berjuang, agar pemahaman tentang Pancasila punya persepsi yang sama. Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum,” kata Sony.

Timbulnya degradasi nilai-nilai Pancasila sejak reformasi, juga diakui Direktur Pemantapan Nilai-nilai (Taplai) Konstitusi dan Sistem Nasional (Konsisnas) Laksamana Pertama TNI Suratno.

“Kita amati dan berdasarkan fakta-fakta yang ada sekarang ini, memang terjadi degradasi atau penurunan nilai-nilai Pancasila. Padahal, nilai-nilai itu diambil dari seluruh masyarakat Indonesia. Penurunan nilai-nilai itu terjadi, karena faktor dari luar dan dalam,” ujarnya. (Bud)