Perebutan Posisi Cawapres: Ini Hanya Niat Merebut Kekuasaan Barisan Koalisi atau Memperkuat Negara?

Semarang, Idola 92.6 FM – Kian dekat dengan masa pendaftaran calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), masing-masing parpol masih cair dalam menentukan kubu. Saling kunjung antartokoh politik juga kian gencar.

Yang terkini, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengaku telah menjalin pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan non-aktif Puan Maharani pada selasa kemarin. Kendati mengaku tidak membicarakan soal koalisi namun Prabowo mengatakan bahwa pertemuan ini bernuansa dewasa dan demokratis.

Sebelumnya pada Senin (16/7) lalu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri untuk membahas kerjasama antarpartai dan pemilihan calon wakil presiden pendamping Joko Widodo di pemilihan presiden 2019. Airlangga Hartarto juga membahas pemilihan presiden 2019 dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di kediaman SBY di Mega Kuningan, Jakarta.

Kendati batas akhir pendaftaran calon presiden dan wakil presiden kurang dari sebulan namun hingga kini belum ada koalisi pasti yang menghasilkan pasangan calon. Joko Widodo yang dipastikan maju kembali dalam pemilihan presiden dengan diusung oleh PDI Perjuangan hingga kini juga belum menentukan siapa cawapresnya. Pun demikian dengan Prabowo subianto yang diusung partai Gerindra juga belum memiliki koalisi yang pasti.

Lalu apa sebenarnya faktor yang menghambat mereka menetukan cawapres? Benarkah koalisi hanya dibangun di atas kepentingan golongan semata dan mengabaikan keutuhan bangsa?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, nanti Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni Wawan Mas’udi,Ph.D (Pengamat Politik dari UGM) dan Ray Rangkuti (Direktur Lingkar Madani (Lima)). [Heri CS]

Berikut diskusinya: