Pertamina Gandeng PKK Edukasi Warga Mampu Gunakan Bright Gas

Semarang, Idola 92.6 FM – General Manager Pertamina MOR IV Yanuar Budi Hartanto mengatakan pihaknya menggandeng ibu-ibu PKK, untuk ikut melakukan sosialisasi dan edukasi tentang produk Bright Gas kepada masyarakat mampu. Bahkan, agar upaya lebih masif ditunjuk Ketua Pembina PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi sebagai brand ambassador, Rabu (27/3).

Menurutnya, untuk meningkatkan penggunaan Bright Gas 5,5 kilogram secara langsung, maka sasaran potensialnya adalah ibu-ibu rumah tangga. Dengan bantuan dari Tim Penggerak PKK Kota Semarang, maka bisa memberikan edukasi penggunaan Bright Gas 5,5 kilogram.

“Upayanya macem-macem ya, termasuk hari ini kita tunjuk ibu pembina PKK Kota Semarang sebagai brand ambassador Bright Gas. Kita juga lakukan berbagai macam kegiatan lainnya untuk lebih mengenalkan lagi Bright Gas kepada masyarakat,” kata Yanuar.

Yanuar menjelaskan, masih adanya over kuota konsumsi elpiji bersubsidi tiga kilogram di Kota Semarang sebesar lima persen diharapkan akan tertangani pada tahun ini. Melalui peran aktif dari ibu-ibu PKK itu, paling tidak bisa menggeser masyarakat mampu ke elpiji nonsubsidi.

“Lewat ibu-ibu PKK ini dan Bu Tia yang kami tunjuk sebagai brand ambassador Bright Gas bisa mengarahkan pakai nonsubsidi,” ujarnya.

Sementara, Ketua Pembina PKK Krisseptiana menambahkan, dengan ditunjuknya ia menjadi brand ambassador diharapkan bisa mendorong keluarga mampu menggunakan produk elpiji nonsubsidi.

“Saya senang menjadi bagian dari Bright Gas. Sebagai brand ambassador, saya akan bekerjasama untuk menyebarluaskan bagi pengguna, agar memilih yang nonsubsidi,” ucapnya.

Terpisah, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengaku prihatin karena setiap tahun konsumsi elpiji bersubsidi tiga kilogram terus mengalami peningkatan. Pada tahun kemarin, konsumsi elpiji berwarna hijau di Kota Semarang itu mengalami over kuota hingga lima persen.

Tia Hendrar Prihadi, Brand Ambassador Bright Gas. (Photo: TribunJateng)

Menurut Hendi, sapaan akrabnya, pihak Pertamina sudah mengeluarkan elpiji Bright Gas ukuran 5,5 kilogram untuk mengalihkan konsumsi elpiji bagi masyarakat lebih mampu. Namun kenyataannya, konsumsi elpiji bersubsidi tidak mengalami pengurangan.

Hendi menjelaskan, pemkot sebenarnya sudah berulang kali ikut melakukan sosialisasi tentang penggunaan tabung elpiji Bright Gas ukuran 5,5 kilogram. Bahkan, melalui pegawai negeri sipil (PNS) dan organisasi perangkat daerah (OPD) juga sudah mengedukasi masyarakat mampu untuk menggunakan elpiji nonsubsidi.

“Gas bersubsidi semestinya diberikan pemerintah kepada masyarakat yang memang membutuhkan. Dengan adanya Bright Gas ini, saya berharap bisa menekan penggunaan gas elpiji bersubsidi di Kota Semarang,” katanya.

Lebih lanjut Hendi menjelaskan, memang diakui jika penggunaan elpiji melon di Kota Semarang sudah berlebih. Sebab, bukan hanya masyarakat kurang mampu saja yang memakai tetapi juga masyarakat mampu dan pelaku usaha. (Bud)