Membaca Arah Perang Dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, Akankah Berimplikasi Bagi Perekonomian Indonesia?

Semarang, Idola 92.6 FM – Kondisi ekonomi global berpotensi memanas seiring perang dagang di depan mata. Dua negara besar, Amerika Serikat dan Tiongkok, terlibat saling gertak perang tarif perdagangan. Amerika Serikat kembali akan menaikkan bea masuk produk-produk Tiongkok. Sementara Tiongkok sudah berancang-ancang membalas perlakuan itu.

Diketahui, setelah menaikkan bea masuk baja dan alumunium China, Amerika Serikat kembali akan menaikkan bea masuk produk-produk China dengan kebijakan tarif senilai 30 miliar dollar AS. China pun berencana membalasnya dengan menaikkan tarif barang-barang AS yang nilainya diperkirakan 3 miliar dollar AS per tahun. China sedang merancang kenaikan bea masuk hingga 25 persen terutama untuk produk-produk unggulan AS.

Meski tidak memberikan pukulan langsung bagi perdagangan Indonesia, indikasi perang dagang tersebut perlu diwaspadai. Bagi Indonesia, celah dari perang dagang itu harus dapat dimanfaatkan.

Lantas, membaca arah perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok, adakah ini akan berimplikasi pada perekonomian Indonesia? Celah apa yang bisa kita manfaatkan dari perang dagang tersebut?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Mohammad Faisal (Direktur Eksekutif Center of Reform On Economics (CORE) Indonesia) dan Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman. [Heri CS]

Berikut diskusinya: