Peluang dan Tantangan 51 Tahun ASEAN di Tengah Rivalitas Perang Dagang AS dan China

Semarang, Idola 92.6 FM – Usia ASEAN akan genap 51 tahun pada 8 Agustus 2018. Di usia ini, ASEAN sudah menggapai beragam capaian dan memiliki pelbagai peluang serta tantangan ke depannya. Saat ini, ASEAN berada dalam ketidakpastian hubungan internasional dan dunia.

Pertama, ASEAN berada di tengah persaingan Negara-negara besar di Indo-Pasifik. Saat ini ada pergeseran pusat kekuatan ekonomi dari Eropa dan Amerika Serikat ke Asia. Pengaruh ekonomi China meningkat di Asia Pasifik dan juga di Samudera Hindia. Pada saat yang sama/ kekuatan ekonomi Amerika Serikat relatif menurun di pelbagai kawasan tersebut. Kedua, perang dagang antara Amerika Serikat dan China akan berdampak terhadap situasi ekonomi setiap Negara ASEAN dan juga pertumbuhan ekonomi regional ASEAN. Mayoritas Negara-negara ASEAN memiliki hubungan ekonomi dengan Amerika Serikar dan China. Lalu, sebagian besar dari Negara-negara ASEAN adalah bagian dari rantai pasok regional dan global yang basis produksinya di China dan tujuan ekspornya adalah Amerika Serikat. Ketiga, sengketa Laut China Selatan antara China, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina menjadi tantangan tersendiri yang berdampak langsung terhadap kesatuan ASEAN.

Negara-negara ASEAN.

Lantas, apa saja peluang dan tantangan yang ada di depan mata bagi Negara-negara di kawasan ASEAN di tengah situasi Indo-Pasifik yang tengah bergelora? Perang dagang antara China dan Amerika Serikat, akankah cukup mempengaruhi ekonomi kawasan ASEAN? Posisi Indonesia di antara negara ASEAN yang lain sejauh ini bagaimana? Sudahkah mampu berbicara banyak? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, Radio Idola Semarang mewawancara Guru Besar Hukum Internasional UI Prof Hikmahanto Juwana. [Heri CS]

Berikut diskusinya: