Bagaimana Mempraktikkan Keragaman dalam Kehidupan Sehari-hari?

Semarang, Idola 92.6 FM – Mempromosikan praktik terbaik dan membuka ruang diskursus penting dilakukan untuk mengingatkan kembali masyarakat bahwa nasionalisme bangsa Indonesia dibangun berlandaskan keragaman budaya. Tanpa pendekatan praktik terbaik, pemerintah juga rawan terjebak pada pandangan yang menafikan adanya keragaman di dalam lingkup masyarakatnya.

Demikian dikemukakan Guru Besar Antropologi UGM Irwan Abdullah dalam Simposium Internasional ke-7 Jurnal Antropologi Indonesia di FIB UGM baru-baru ini. Menurut Irwan, penekanan mengenai keragaman bangsa saat ini kebanyakan berupa doktrin mengenai Pancasila dan nasionalisme. Hal ini, dinilai tak akan bisa mengubah pemikiran masyarakat yang telanjur primordialis bahkan universalis akibat lingkungan sekitar.

Lantas, bagaimana mengangkat isu ini dalam praktik kehidupan sehari-hari? Bagaimana pula membumikan dan menanamkan nilai-nilai keragaman dalam kehidupan sehari-hari di dunia pendidikan tanpa terjebak bahasa formal dan doktrin-doktrin?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Guru Besar Antropologi UGM Irwan Abdullah dan Direktur Eksekutif Institute for Education Reform Universitas Paramadina Mohammad Abduhzen. (Heri CS)

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnyaDigital Marketing, Dari Semarang Mengglobal, Apa Resepnya?
Artikel selanjutnyaSelangkah Lagi Baiq Nuril Dapat Amnesti, Apa Artinya Ini bagi Dunia Hukum Kita?