Merefleksi Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia, Bagaimana Implementasinya di Ranah Domestik?

Keragaman Umat
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Pekan pertama pada bulan Februari ditetapkan sebagai Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia atau World Interfaith Harmony Week. Peringatan ini bertujuan untuk menguatkan relasi antar pemeluk agama-agama di dunia, perdamaian, kesetaraan gender, kesehatan mental, dan lingkungan hidup.

Penetapan ini berdasarkan resolusi Majelis Umum PBB yang disponsori oleh Raja Abdullah dari Yordania pada tahun 2010 lalu. Sejak itu, PBB di New York dan di seluruh dunia melangsungkan pelbagai kegiatan yang bertujuan untuk menguatkan relasi antar pemeluk agama-agama dunia.

Indonesia, setiap tahun memperingati Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama di bawah organisasi Inter Religious Council (IRC) Indonesia. Tahun ini, di Indonesia, peringatan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Dunia dipusatkan di Gedung Nusantara IV Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Minggu (05/03) kemarin. Peringatan ini sekaligus menjadi yang pertama setelah Indonesia dilanda Pandemi Covid-19.

Lantas, merefleksi peringatan Pekan Kerukunan Antar Umat Beragama Sedunia, bagaimana implementasinya di ranah domestik? Bagaimana kita memperteguh kesatuan dan persatuan yang terkandung dalam semangat Bhineka Tunggal Ika? Apa saja kegiatan dan sikap yang perlu kita perkuat untuk memupuk persaudaraan sesama anak bangsa bahkan sesama manusia?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan sejumlah narasumber, antara lain: Prof HM Mukhsin Jamil (Wakil Rektor UIN Walisongo Semarang), Albertus Bagus Laksana, S.J., S.S., Ph.D. (Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta), dan Mohamad Sobary (Cendekiawan/ Budayawan). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Artikel sebelumnyaMengenal Kelompok Tani Hutan (KTH) Agni Mandiri Desa Sruni Boyolali bersama Setiyo
Artikel selanjutnyaHetero Space Jadi Wadah Cetak Entrepreneur Muda Berbakat