Apa Akar Masalah yang Membuat Sebagian WNI Kita Memilih Berobat ke Luar Negeri?

Merefleksi Layanan Kesehatan Kita

Pusing Pala Jokowi
Ilustrasi/Istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Presiden Joko Widodo mengungkapkan, negara kehilangan devisa sebesar 11,5 miliar dollar AS atau Rp 180 triliun karena banyak warga negara yang memilih berobat ke luar negeri. Menurut Jokowi, jumlah warga negara yang berobat ke luar negeri mencapai 1 juta lebih. Negara yang dipilih sebagai tujuan berobat ialah Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Singapura, negara-negara Eropa, hingga Amerika Serikat.

Hal itu disampaikan Presiden dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional Tahun 2024 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu kemarin. Menurut Presiden, dipilihnya negara lain sebagai tempat berobat, tentu ada sebabnya. Terlebih, 90 persen bahan produksi farmasi di Indonesia masih berasal dari impor. Selain itu, 52 persen alat kesehatan kita juga masih impor.

Nah, merefleksi layanan kesehatan kita, apa akar masalahnya, sehingga banyak warga negara berobat ke luar negeri yang mengakibatkan negara kehilangan devisa sebesar Rp180 triliun? Kalau kelengkapan fasilitas dan peralatan kesehatan yang kurang, apa susahnya untuk kita lengkapi? Benarkah karena berobat ke luar negeri biayanya lebih ekonomis? Atau karena faktor “human approach” para tenaga medis kita yang kurang ‘high touch’ atau menyentuh hati?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Prof dr Laksono Trisnantoro, MSc, PhD (Guru Besar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta/Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Ketahanan (Resiliency) Industri Obat dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), doktor Edy Wuryanto, M.Kep (Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan), dan Diah Satyani Saminarsih (Founder dan CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI)). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya: