BMKG Semarang Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem

Angin Kencang di Kendal
Pohon tumbang akibat angin kencang di kabupaten Kendal.

Semarang, Idola 92.6 FM – Cuaca ekstrem yang berbarengan datangnya dengan musim hujan, harus menjadi kewaspadaan bagi masyarakat. Terutama, masyarakat yang tinggal di dekat dataran tinggi.

Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Tuban Wiyoso mengatakan daerah yang patut diwaspadai terjadinya cuaca ekstrem, berada di bagian selatan Jawa Tengah. Misalnya di Kabupaten Cilacap, Banyumas dan sekitarnya.

Tuban menjelaskan, cuaca ekstrem yang terjadi itu berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang atau angin puting beliung. Angin puting beliung terjadi, karena dipicu awan Cumulonimbus (CB).

Menurutnya, tanda-tanda akan terjadinya angin puting beliung bisa dilihat ketika pagi hingga siang hari panas terik. Namun pada siang atau menjelang sore, muncul awan CB yang hitam dan gelap.

“Kalau imbauan kepada masyarakat terutama wilayah-wilayah yang hujannya tinggi, ya kenali daerahnya masing-masing terhadap bencana yang bisa timbul. Karena biasanya, masyarakat sudah mengenal bencana-bencana yang bisa timbul atau diakibatkan cuaca buruk atau iklim ekstrim. Misalnya angin kencang, curah hujan tinggi yang bisa menimbulkan longsor atau banjir,” kata Tuban, belum lama ini.

Lebih lanjut Tuban menjelaskan, angin puting beliung memiliki karakteristik berdurasi singkat atau sekira 10 menit. Wilayahnya lokalan berkisar 5-10 kilometer, sehingga sulit diprediksi.

“Angin puting beliung kecil kemungkinan terjadi kembali di tempat yang sama,” jelasnya.

Diwartakan, bencana angin puting beliung melanda sejumlah wilayah di Jateng belum lama ini. Ada 12 kabupaten yang dilaporkan terjadi angin puting beliung, dari Oktober hingga Desember 2019.

Daerah paling banyak terjadi angin puting beliung, ada di Kabupaten Magelang dan Wonosobo. Sedangkan kasus terakhir terjadi di Kendal, Minggu (1/12) kemarin dan merusakkan 40 rumah. Beruntung, tidak ada laporan jatuh korban jiwa. (Bud)