Dua RS Milik Pemprov Buat Inovasi Untuk Ikut Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019

RSUD Margono Purwokerto.

Semarang, Idola 92.6 FM – Dua rumah sakit milik Pemprov Jawa Tengah, RSUD Margono Purwokerto dan RSJD Kota Surakarta, akan mengikuti Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) yang diadakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Kedua direktur rumah sakit milik pemprov itu menghadap Gubernur Ganjar Pranowo untuk memaparkan inovasinya, Senin (1/7).

Direktur RSUD Margono, Haryadi Ibnu Junaedi mengatakan pihaknya mengembangkan inovasi aplikasi “Tele Apik” atau Teyeng Ndeleng Antrean Pendaftaranlan Poliklinik. Tujuannya, untuk memudahkan masyarakat melihat antrean di rumah sakit melalui Android dari gawai atau lewat website. Aplikasi tersebut merupakan pengembangan dari sistem registrasi dalam jaringan, yang telah dimulai pada awal tahun ini untuk menyempurnakan estimasi waktu pelayanan.

Menurutnya, aplikasi itu untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang akan atau sedang memanfaatkan pelayanan kesehatan di ruang pendaftaran maupun di poliklinik.

Haryadi menjelaskan, dengan aplikasi itu dirinya memberi jaminan pasien bisa memerhitungkan eatimasi waktu untuk mendapatkan pelayanan.

“Kunjungan rawat jalan dalam sehari rata-rata antara 900 sampai 1.000 pasien, dengan layanan 19 klinik. Terdiri dari spesialis dan sub spesialis, sehingga dengan adanya aplikasi itu akan memudahkan mobilisasi pasien,” kata Haryadi dikutip dari jatengprov.go.id.

Lebih lanjut Haryadi menjelaskan, dengan aplikasi Tele Apik itu pasien bisa melihat nomor antrean pendaftaran dari rumah. Sehingga, bisa mengestimasi atau memerkirakan sampai ke rumah sakit atau poliklinik tidak terlalu lama menunggu.

Direktur RSJ Kota Surakarta Agustini Christiawati juga menyampaikan aplikasi Payjem Pas Ngamuk atau Pelayanan Jemput Pasien Ngamuk. Hal itu berdasarkan keresahan lembaganya, ketika penjemputan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak sesuai dengan prosedur.

“Penjemputan pasien sering membuat terluka, bisa lebam dan bahkan sampai patah tulang. Dengan aplikasi ini, orang bisa melaporkan jika ada ODGJ kemudian kita kirim tim profesional melalui pendekatan berwibawa,” ujar Agustini. (Bud)