Gerai Ritel Terus Bertumbangan, Apa yang Terjadi?

Semarang, Idola 92.6 FM – Semakin kompetitifnya persaingan di dunia ritel membuat perusahaan harus mengambil sejumlah strategi untuk membuat performa tetap positif. Pada pertengahan tahun ini, jaringan ritel PT Hero Supermarket memutuskan untuk menutup enam gerainya yang berada di Jakarta.

Enam gerai itu adalah di Cinere Mall, Mampang, Pondok Timur, Jatimakmur, Cibubur, dan Wisma Asri. Dikabarkan, penutupan tersebut efektif mulai 28 Juli 2019. Sampai saat ini, belum ada konfirmasi yang detail mengenai alasan Hero Supermarket menutup enam gerai tersebut.

Merujuk Jawa Pos (24/06/2019), Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengaku belum mendapat laporan resmi mengenai hal ini. Menurutnya, dari pengamatan dan diskusi selama ini, penutupan gerai merupakan salah satu langkah korporasi untuk mengubah model bisnis. Model gerai ritel dengan large size area akan dikurangi untuk beralih ke medium size area. Itu karena perilaku konsumen saat ini sudah berbeda. Mereka sudah tidak ingin berlama-lama berkeliling. Mereka maunya direct buying.

Lantas, terus tumbangnya gerai ritel, apa yang terjadi? Dalam catatan Aprindo, hingga saat ini sudah ada jaringan ritel yang tak lagi beroperasi dan ditutup? Menurut Aprindo apa yang terjadi dengan sejumlah jaringan ritel yang kemudian memutuskan untuk melakukan penutupan gerai—apa faktornya? Benarkah memang telah terjadi pergeseran perilaku konsumen secara besar-besarran? Akankah fenomena ini berdampak bagi perekonomian ke depan? Menyiasati fenomena ini—bagi yang ritel yang ingin tetap bertahan, bagaimana mestinya—apa strateginya? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang akan mewawancara Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey. (Heri CS)

Berikut wawancaranya: