Menakar Debat Ketiga Pilpres 2019, Sudahkah Narasi yang Dikemukakan Kandidat Cawapres Mampu Menjawab Tantangan Persoalan Krusial Bangsa?

Semarang, Idola 92.6 FM – Pada Minggu (17/03/2019) malam, KPU telah menyelenggarakan tahapan debat ketiga Pilpres 2019. Debat cawapres tadi malam dinilai mampu memengaruhi elektabilitas masing-masing pasangan calon dalam Pilpres 2019. Sosok Ma’ruf Amin sebagai cawapres Joko Widodo maupun Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo Subianto dinilai akan menjadi salah satu pertimbangan bagi pemilih untuk melihat proyeksi pemerintahan ke depan. Performa mereka akan mempengaruhi tingkat elektabilitas, apalagi tema yang diangkat dalam debat termasuk isu krusial yang dekat dengan keseharian masyarakat.

Debat tadi malam secara umum menunjukkan seberapa jauh para kandidat mempunyai perhatian utama pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Kita ketahui, SDM bagi sebuah bangsa adalah kunci utama maju tidaknya sebuah negara di masa yang akan datang. Di sisi lain, saat ini kita tengah menghadapi berbagai persoalan domestik yang mengancam SDM– seperti stunting, tingginya angka kematian ibu melahiran dan anak baru lahir (AKI-AKB), hingga masih tingginya pernikahan anak. Semua itu tentu saja, tak cukup hanya dijawab dengan kebijakan populis.

Pengamat politik dari Populi Center Rafif Pamenang Imawan mengemukakan, sejumlah hasil survei menunjukkan bahwa sosok wapres memang tak memiliki pengaruh elektoral yang cukup signifikan. Bahkan, dari hasil survei Populi Center pada Februari 2019, sebanyak 46,4 persen memilih salah satu paslon karena alasan menyukai figur capres.

Hal ini serupa dengan konsep dwi tunggal Presiden RI pertama Soekarno dengan wakilnya Mohammad Hatta atau kombinasi pasangan Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono dengan Jusuf Kalla maupun saat dengan Boediono.

Terlepas dari itu, debat tadi malam yang mengangkat isu pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan budaya ini justru menjadi peluang bagi masing-masing calon untuk menarik perhatian pemilih yang belum memutuskan pilihannya atau undecided voters. Sebab, merujuk dari hasil survei Populi, jumlah undecided voters hingga Januari 2019 masih cukup kuat di angka 14 persen. Jumlah ini tak berubah sejak Agustus 2018.

Lantas, menakar debat ketiga Pilpres 2019 tadi malam, apakah debat berlangsung seperti yang diharapkan—atau hanya normatif belaka? Sebagai pendamping presiden, sudahkah narasi yang dikemukakan kandidat Cawapres mampu menjawab tantangan persoalan krusial bangsa seputar bidang Pendidikan, Kesehatan dan Ketenagakerjaan? Apakah jalannya debat, cukup mengangkat narasi-narasi yang menunjukkan arah masa depan bangsa dan menyentuh isu-isu yang substansial?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Pemerhati Pendidikan Doni Koesoema, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto, dan Pengamat Kebijakan Kesehatan dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (UNISBA) Hilmi Sulaiman Rathomi. (Heri CS)

Berikut diskusinya: