Mewaspadai Dampak Buruk Adiksi Remaja Kita pada Internet

Kecanduan Internet

Semarang, Idola 92.6 FM – Kita saat ini tengah memasuki masa Puncak Bonus Demografi 2020-2030 dan menyongsong Generasi Emas 2045. Di sisi lain, kita saat ini melihat fenomena–tingkat kecanduan internet pada remaja di Indonesia termasuk tinggi. Di Jakarta, misalnya, prevalensi kecanduan atau adiksi internet di kalangan remaja mencapai 31,4 persen di dunia berkisar 4,5-19,1 persen pada remaja dan 0,7-18,3 persen pada dewasa muda.

Prevalensi adiksi internet lebih tinggi di Asia daripada Eropa dan Amerika Serikat karena faktor budaya remaja Asia yang sulit berekspresi di lingkungannya. Tingginya angka prevalensi kecanduan internet pada remaja Indonesia tersebut karena ada kemudahan mengakses telepon pintar. Sekitar 96 persen penggunaaan internet dilakukan di rumah yang disediakan orangtua. Durasi remaja Indonesia menggunakan internet antara lain untuk permainan daring dan media sosial—mencapai lebih dari 20 jam per minggu.

Di sisi lain, kita tak memungkiri—di satu sisi, internet memang menimbulkan ekses buruk. Tapi di sisi lain, internet juga melahirkan inovasi baru dan profesi baru yang memudahkan dan berguna bagi masyarakat saat ini. Misalnya, internet juga mampu menghasilkan gamers menjadi profesi baru di bidang olahraga karena cabang olahraga Game e-Sport juga telah dipertandingkan dalam ajang bergengsi seperti Asian Games 2018 dan Sea Games 2019.

Lantas, mewaspadai adiksi remaja kita pada internet– apa dampak buruk yang akan muncul? Bagaimana mengelola ini? Langkah apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya–mengingat remaja hari ini adalah para pemimpin di era Indonesia Emas 2045?

Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber yakni: Indra Charismiadji (Pemerhati dan praktisi pendidikan 4.0 dan Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Development Analysis) dan dr. Kristiana Siste Kurniasanti, Sp.KJ (Dari Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo). (Heri CS)

Berikut diskusinya: