Pacu Pertumbuhan Ekspor, Kementan Bantu Pemprov Jateng

Kepala Badan Karantina Pertanian Semarang Ali Jamil (tengah) didampingi Gubernur Ganjar Pranowo saat berdialog dengan eksportir daun cincau kering di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Rabu (21/8).

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemprov Jawa Tengah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen, dan saat ini sampai dengan triwulan kedua 2019 sudah tumbuh 5,62 persen. Namun, target pertumbuhan ekonomi itu tidak akan mudah tercapai jika tidak dibantu banyak pihak. Salah satunya adalah Badan Karantina Pertanian Semarang Kementerian Pertanian, yang melakukan ekspor produk pangan dan pertanian di Pelabuhan Tanjung Emas, Rabu (21/8).

Kepala Badan Karantina Pertanian Semarang Ali Jamil mengatakan pihaknya mencoba ikut berkontribusi, di dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi di Jateng. Salah satunya, dengan memacu pertumbuhan ekspor.

Ali menjelaskan, dari 1-20 Agustus 2019 total ekspor komoditas pertanian melalui Karantina Pertanian Semarang sudah mencapai Rp586 miliar. Saat ini, pihaknya membantu ekspor makanan ringan asal Jateng yang akan dikirim ke sejumlah negara. Di antaranya biskuit ke Bangladesh, daun cincau kering ke Malaysia, sarang burung walet ke Tiongkok dan gula merah tujuan ke Srilanka.

Menurutnya, untuk meningkatkan kemudahan dalam fasilitas ekspor, pihaknya memfasilitasi pengurusan dokumen secara online.

“Ekspor pertama ke Bangladesh. Ini makanan atau biskuit yang bergizi tinggi. Jadi, ini artinya bagian dari kinerja kita Indonesia yang sudah akan bisa memberi makan dunia. Cita-cita kita itu, menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045,” kata Ali.

Lebih lanjut Ali menjelaskan, sepanjang 2018 kemarin Bangladesh hanya ada tiga komoditas asal Jateng yang diekspor. Yakni kapuk, kayu kruing dan kopra.

Gubernur Ganjar Pranowo yang ikut menyaksikan penglepasan ekspor perdana biskuit ke Bangladesh menambahkan, apa yang dilakukan dari Kementan yang sudah membantu. Terutama, bagi para eksportir untuk mengembangkan pasarnya ke luar negeri.

Bahkan, dirinya juga sempat kagum ada koperasi wanita yang bisa mengekspor gula semut senilai hampir Rp1 triliun ke Srilanka.

“Dari Kementan sudah membantu dan problem berikutnya adalah transportasi. Maka saya meminta pada para eksportir, kalau yang mau ekspor ke Tiongkok bisa berangkat bersama-sama. Kalau ya, kita carikan. Nanti saya akan carikan pesawatnya, kita carikan kargonya,” ujar Ganjar.

Ganjar berharap, dengan adanya bantuan dari Kementan untuk pengiriman ekspor komoditas asal Jateng bisa berkelanjutan. (Bud)