Pemprov Jateng Targetkan Investasi Masuk Rp47 Triliun di 2019

Ratna Kawuri
Ratna Kawuri, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jateng.

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemprov Jawa Tengah terus berupaya menggenjot masuknya investor, untuk menanamkan investasinya di provinsi ini. Salah satu cara yang ditempuh, dengan menggelar Central Java Investment Business Forum dan Central Java Business Expo 2019 di Jakarta.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jateng Ratna Kawuri mengatakan untuk kedua kegiatan itu, pihaknya menawarkan investasi sebesar Rp75 triliun dan US$810 juta kepada calon investor. Investasi yang ditawarkan itu mencakup lima sektor unggulan di Jateng, yaitu pariwisata, manufaktur, properti, infrastruktur dan agrikultur.

Menurutnya, selama ini investasi yang masuk ke Jateng paling banyak di sektor listrik, gas dan air. Kemudian disusul transportasi, gudang dan telekomunikasi serta industri tekstil.

Ratna menjelaskan, untuk tahun ini pihaknya menargetkan Rp47,45 triliun investasi yang masuk di Jateng sepanjang 2019.

“Target kami di 2019 ini Rp47,45 triliun investasinya, dan sampai dengan semester satu terbukukan sebesar Rp36,16 triliun. Terdiri dari Rp22,5 triliun dari PMA, dan Rp13,52 triliun dari PMDN. Keseluruhan investasi yang masuk adalah 2.525 proyek,” kata Ratna, belum lama ini.

Lebih lanjut Ratna menjelaskan, total investasi yang masuk dari 2015 sampai triwulan kedua 2019 mencapai Rp211,19 triliun. Terdiri dari investasi asing sebesar Rp110,85 triliun, dan Rp100,34 triliun investasi dalam negeri.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Frans Kongi menambahkan, banyak pengusaha dari luar Jateng yang merelokasi usahanya ke provinsi ini. Alasannya, karena jaminan keamanan dalam berusaha dan upah buruh yang masih terjangkau.

Menurutnya, investasi para pengusaha merupakan kegiatan usaha jangka panjang dan membutuhkan adanya jaminan dalam berusaha.

“Karena investasi ini jangka pendek, mas. Karena kita investasi dalam waktu yang panjang, kita minta pemerintah juga memperhatikan hal itu. Di samping masalah keamanan tentunya. Kita bersyukur, kalau di Jawa Tengah keamanan oke. Saya pikir begitu,” ujar Frans.

Namun demikian, Frans meminta kepada pemerintah untuk memberikan kemudahan dalam perizinan. (Bud)