Penurunan Permukaan Air Tanah Picu Warga Keluarkan Dana Tiap Tahun

Photo: Arif Soediro
Photo: Arif Soediro

Semarang, Idola 92.6 FM – Penurunan permukaan air tanah memicu warga harus merogoh dompet lebih dalam tiap beberapa tahun. Hal itu untuk meninggikan struktur bangunan rumah akibat tanah yang ambles. Diperlukan upaya masif dari pemerintah untuk mencegah tanah lebih cepat ambles.

Dari pantauan Radio Idola Semarang, Kamis (12/09/2019), penurunan permukaan tanah yang paling terlihat adalah di daerah Kemijen Semarang Timur, dan Tambak Lorok. Ada rumah yang tampak lebih tinggi dari sebelahnya karena sudah ditinggikan beberapa centi meter. Dan, sebaliknya, ada rumah yang tak terawat dimana kondisinya separuh rumahnya sudah rata dengan tanah. Rumah itu bak rumah kurcaci karena hanya setinggi semester hingga dua meter.

Siti Aminah, 60 tahun, warga Kemijen, menuturkan, ia sudah lebih dari 10 kali meninggikan bangunan rumahnya. Hal ini karena tanah yang dia tempati semakin tahun semakin ambles.

Photo: Arif Soediro
Photo: Arif Soediro

Hal yang sama juga dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat secara swadaya. Mereka mengaku meskipun tidak pernah menggunakan air bawah tanah, namun dampak seperti ini harus mereka terima.

Sementara itu, hal serupa juga dialami warga di kawasan permukiman Tambak Lorok. Penurunan permukaan tanah di kawasan ini menjadi perhatian warga yang terpaksa harus meninggikan bangunan rumah tiap beberapa tahun sekali. Namun bagi salah satu warga, Teguh, 48 tahun, dirinya tidak mampu menanggung biaya renovasi rumahnya, sebab, pendapatannya sebagai pedagang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Bahkan terlihat ada beberapa bangunan rumah yang mangkrak ditinggal pemiliknya. Ada pula yang akhirnya dijual. “Kami sering waswas dengan rob yang setiap hari sering terjadi bahkan banjir yang tiba-tiba saat musim hujan,” ujarnya.

Penggunaan air bawah tanah secara berlebihan dinilai memicu penurunan permukaan tanah semakin cepat. Apalagi, struktur tanah di Kota Semarang termasuk dalam kategori mudah turun karena berdekatan dengan laut. Akibat penggunaan air bawah tanah secara berlebihan ini, permukaan tanah di Kota Semarang mengalami penurunan antara 10 hingga 15 sentimeter per tahunnya. Diperlukan upaya masif pemerintah agar tidak memicu semakin meningkatnya penurunan permukaan tanah. (rif/her)