Promosikan Batik ke Luar Negeri, Pemprov Gelar Jateng in Fashion 2019

Sejumlah model memamerkan beberapa produk rancangan dari desainer Tanah Air di Gradhika Bhakti Praja, belum lama ini.

Semarang, Idola 92.6 FM – Guna menggali dan memasarkan potensi kekayaan Jawa Tengah berupa kerajinan kain batik, Pemprov Jateng akan menggandeng sejumlah desainer kondang Tanah Air. Melalui ajang Jateng in Fashion 2019, pemprov lebih ingin mengenalkan kain tradisional Jateng mendunia.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng Peni Rahayu mengatakan sebenarnya provinsi ini potensial kerajinan kain batiknya, namun sampai hari ini nilai ekspornya masih kalah dengan provinsi lain. Terutama, yang ada di Pulau Jawa.

Menurutnya, sektor kerajinan Jateng berada di posisi keempat dan kalah dengan Jawa Timur, DKI dan Jawa Barat.

Peni menjelaskan, Jateng in Fashion 2019 rencananya akan digelar pada 30 Agustus sampai 1 September di kompleks PRPP. Nantinya, juga ada 45 perancang busana dan 45 model yang akan ambil bagian di acara tersebut.

“Mencoba bagaimana untuk mengangkat batik, terutama yang ada di Jawa Tengah di semua kabupaten/kota punya ciri khas sendiri. Para pelaku UKM yang menjual batik masih berpikir langsung dapat uang dengan cepat, begitu jadi kain batiknya dan dijual ke pembeli. Maka, nilainya tidak semahal kalau sudah menjadi baju. Oleh karena itu, kita ingin beri nilai lebih terhadap batik di Jawa Tengah ini,” kata Peni belum lama ini.

Peni juga berharap, ajang Jateng in Fashion 2019 juga akan terjadi transaksi selama acara berlangsung. Namun, dirinya masih enggan menyebut target transaksi yang dipatok.

“Yang penting tujuan dari publikasi batik Jawa Tengah tercapai,” jelasnya.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rachmawati menambahkan, kegiatan itu merupakan kerja bareng pihaknya dengan Dekranasda Jateng. Tujuannya, untuk mendorong pelaku UKM batik dan juga semua kain tradisi Jateng. Di antaranya sarung goyor, ada kain troso, lurik dan batik lurik.

“Kami dari Dinas Kopersi UKM Jawa Tengah akan menghubungkan antara UKM batik dan kain tradisional Jawa Tengah dengan desainer, supaya bisa menghasilkan produk fesyen yang banyak. Fesyen itu kan dari topi sampai sepatu, tidak hanya baju,” ujar Ema.

Pihaknya, lanjut Ema, juga akan menggandeng anak SMK tata busana untuk dipertemukan dengan para perajin kain tradisional di provinsi ini. (Bud)